Cangkrukan Forkopimda Jatim Bareng Gubernur Khofifah dan Petani Garam, Kapolda: Kita Perangi Hoax!
Editor: Revol Afkar
Wartawan: Catur Andy
Kamis, 10 Oktober 2019 01:09 WIB
SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Forkopimda Jawa Timur menggelar cangkrukan bareng bersama Petani Garam Jawa Timur di Madinah Ballroom Hotel Utami, Juanda, Sidoarjo, Rabu (9/10/2019). Hadir dalam acara cangkrukan itu, Gubernur Jawa Timur Hj. Khofifah Indar Parawansa, Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan, Kasdam V Brawijaya, dan beberapa pejabat lainnya.
Cangkrukan ini digelar untuk mendengarkan keluhan, aspirasi, masukan dan lainnya dari para petani. Sekaligus, bertujuan menciptakan rasa aman, tertib, nyaman, dan damai di lingkungan Jawa Timur.
BACA JUGA:
Disambut Doa, Khofifah Ajak Santri Ponpes Al Anwar Bangkalan untuk Tempuh Pendidikan yang Tinggi
Modal Pistol Mainan, 4 Pria di Sidoarjo Pura-Pura Jadi Polisi Peras Pemakai Sabu
Dilantik Jadi Ketua DP HKTI Jatim, Khofifah Bertekad Wujudkan Smart Village dan Sejumlah Program
Fadli Zon Lantik Pengurus DPD HKTI Jatim, Khofifah Dorong Gerakan Kembali ke Desa
Dalam sambutannya Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan mengajak semua elemen masyarakat tanpa terkecuali, untuk turut berperan dalam menciptakan kondusivitas di Jawa Timur.
"Hal inilah yang membuat Forkopimda terus menggalakkan kegiatan bersama masyarakat khususnya Jawa Timur. Baik itu melalui forum, cangkrukan bareng, dan lain sebagainya. Kita semua tahu, sejak pesta demokrasi berlangsung sampai hari ini, kondisi di Jawa Timur cukup kondusif dan aman. Bahkan aktivitas yang ada di masyarakat cukup baik," kata Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan.
"Jika dibandingkan dengan saudara-saudara sebangsa dan setanah air di provinsi lain, sempat bergejolak, ada aksi anarkis, kericuhan dan lain-lain, syukur di Jawa Timur bisa tetap kondusif," paparnya.
Menurut Luki, kericuhan dan gejolak yang terjadi di sejumlah daerah tidak terlepas dari maraknya informasi hoax yang membanjiri media sosial. Dari kecanggihan teknologi gadget, bukan tidak mungkin karena hampir seluruh masyarakat di Indonesia memiliki alat komunikasi yang terhubung dengan teknologi. Kurang bijak dalam menerima informasi, benar apa salah, ditelan mentah-mentah," jelas mantan Karorenmin Baintelkam Polri itu.