Rencana Bupati Jember Tetapkan JSG Jadi Lokasi Karantina Corona Dipertanyakan Dewan
Editor: .
Wartawan: Yudi Indrawan
Senin, 30 Maret 2020 19:50 WIB
Merakit mantel sebagai APD dilakukan sejak sepekan ini oleh sejumlah petugas medis di Jember. Bahkan, pakai uang sendiri untuk membeli jas hujan. Seperti yang diungkapkan Kepala Puskesmas Kasiyan drg. Wiwik.
Beruntung, belakangan ada orang yang menyumbang. “Tidak tahu dari mana, dan tidak mau nyebut nama,” katanya.
Di Puskesmas Kasiyan terdapat 38 orang tenaga medis. Mereka masih bekerja dengan perasaan was-was akibat keterbatasan APD yang tidak memadai. Wiwik berharap, pemerintah segera menyediakan APD yang standar bagi keselamatan puluhan tenaga medis di wilayahnya.
“Kalau untuk penyemprotan disinfektan sudah disediakan bahan dari dinkes,” sambungnya.
Menanggapi hal tersebut, Kadiskominfo Jember Gatot Triyono saat dikonfirmasi melalui ponselnya mengatakan, inisiatif bupati untuk mengondisikan JSG menjadi lokasi karantina Corona adalah langkah terbaik.
"Ini pertama kalinya di Indonesia, mengingat latar belakang ibu (Bupati Jember Faida) adalah dokter," kata Gatot, Senin (30/3/2020).
Menurutnya, langkah strategis yang dilakukan oleh bupati, untuk melindungi kesehatan rakyatnya. "JSG sudah siap jika sewaktu-waktu mau dipakai. Tinggal melihat perkembangan kondisi," katanya.
Soal DPRD Jember yang mempertanyakan protap penangan Corona yang diatur oleh pemerintah pusat dan pemerintah provinsi, Gatot kembali menegaskan bahwa bupati juga telah mempertimbangkan dan membahas hal tersebut dengan tim ahli kesehatan.
"Mudah-mudahan gak dipakai. Kalau gak dipakai artinya sehat semua, bebas dari Covid-19," pungkasnya. (ata/yud)