Rencana Bupati Jember Tetapkan JSG Jadi Lokasi Karantina Corona Dipertanyakan Dewan | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Rencana Bupati Jember Tetapkan JSG Jadi Lokasi Karantina Corona Dipertanyakan Dewan

Editor: .
Wartawan: Yudi Indrawan
Senin, 30 Maret 2020 19:50 WIB

Jember Sport Garden. foto: Nusa Daily

JEMBER, BANGSAONLINE.com - Wakil Ketua DPRD Ahmad Halim mempertanyakan langkah Bupati yang berencana menjadikan Sport Garden (JSG) sebagai lokasi karantina pasien virus Corona ().

Halim meragukan hal tersebut sudah sesuai dengan prosedur tetap (protap) yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengenai penanganan .

Diketahui beberapa hari yang lalu, Bupati Faida menetapkan JSG sebagai lokasi Karantina Corona. Segala sarana seperti alas tidur bagi pasien sudah mulai disiapkan. Begitu juga sejumlah kebutuhan alat medis serta fasilitas lainnya mulai dilengkapi Pemkab yang berkoordinasi dengan Polisi dan TNI.

"Saat ini pemerintah pusat dan provinsi fokus untuk pengadaan alat pelindung diri (APD), serta sosialisasi cara mencegah penyebaran virus corona. Namun, Pemkab justru sibuk menyiapkan lokasi karantina ODR dan ODP, yang tidak ada dalam protokol penanganan ," kata Halim saat dikonfirmasi wartawan melalui ponselnya, Senin (30/3/2020) siang.

"Mengapa tidak melakukan pengadaan APD bagi tenaga medis? Seperti yang dilakukan oleh pemerintah pusat dan provinsi," katanya.

Jika merujuk pada protokol Kemenkes, ODR dan ODP bisa berada di rumah masing-masing dan mengurangi kontak dengan banyak orang. Karantina hanya dilakukan kepada Pasien Dalam Pengawasan (PDP).

"Sedangkan untuk pasien positif Corona diberlakukan isolasi," kata legislator dari Gerindra ini.

Apalagi, lanjut Halim, saat ini di Kabupaten kebutuhan APD di sejumlah puskesmas sangat minim. Petugas medis sampai harus menggunakan mantel hujan sebagai APD darurat.

"Padahal, jas hujan bukan standar perlindungan bagi tenaga medis. Hanya berdasarkan keyakinan bahwa bahan plastik tidak langsung tembus cairan," katanya.

Merakit mantel sebagai APD dilakukan sejak sepekan ini oleh sejumlah petugas medis di . Bahkan, pakai uang sendiri untuk membeli jas hujan. Seperti yang diungkapkan Kepala Puskesmas Kasiyan drg. Wiwik.

Beruntung, belakangan ada orang yang menyumbang. “Tidak tahu dari mana, dan tidak mau nyebut nama,” katanya.

Di Puskesmas Kasiyan terdapat 38 orang tenaga medis. Mereka masih bekerja dengan perasaan was-was akibat keterbatasan APD yang tidak memadai. Wiwik berharap, pemerintah segera menyediakan APD yang standar bagi keselamatan puluhan tenaga medis di wilayahnya.

“Kalau untuk penyemprotan disinfektan sudah disediakan bahan dari dinkes,” sambungnya.

Menanggapi hal tersebut, Kadiskominfo Gatot Triyono saat dikonfirmasi melalui ponselnya mengatakan, inisiatif bupati untuk mengondisikan JSG menjadi lokasi karantina Corona adalah langkah terbaik.

"Ini pertama kalinya di Indonesia, mengingat latar belakang ibu (Bupati Faida) adalah dokter," kata Gatot, Senin (30/3/2020).

Menurutnya, langkah strategis yang dilakukan oleh bupati, untuk melindungi kesehatan rakyatnya. "JSG sudah siap jika sewaktu-waktu mau dipakai. Tinggal melihat perkembangan kondisi," katanya.

Soal DPRD yang mempertanyakan protap penangan Corona yang diatur oleh pemerintah pusat dan pemerintah provinsi, Gatot kembali menegaskan bahwa bupati juga telah mempertimbangkan dan membahas hal tersebut dengan tim ahli kesehatan.

"Mudah-mudahan gak dipakai. Kalau gak dipakai artinya sehat semua, bebas dari ," pungkasnya. (ata/yud)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video