Lalu di Tahura Jeruk, Kecamatan Lakarsantri Surabaya, digunakan untuk usaha ayam pedaging, budi daya ikan patin dan pertanian jagung.
Kemudian, di BTKD Jeruk, Kecamatan Lakarsantri, berupa pertanian padi dan peternakan ayam pedaging. Juga, di wilayah Kecamatan Wonocolo berupa kebun pertanian.
Selanjutnya, di BTKD Tambak Wedi, Kecamatan Kenjeran, berupa pertanian ketela pohon, pisang kepok, bayam, kangkung, terong, jagung, dan lombok. Juga, budi daya peternakan dan perikanan berupa ikan lele, magot, dan ayam.
Tak hanya itu, rumah padat karya juga telah berdiri di BTKD Semolowaru, Kecamatan Sukolilo, berupa budi daya ikan lele dan nila. Serta, di BTKD Sumberrejo, Kecamatan Pakal berupa budi daya ikan bandeng.
Di samping bidang usaha pertanian, peternakan dan perikanan, rumah padat karya juga digunakan untuk klasifikasi bidang usaha lain. Seperti di Gubeng yang dimanfaatkan untuk usaha café, potong rambut, dan cuci motor. Sementara di Krembangan, rumah padat karya dimanfaatkan untuk usaha laundry, café, cuci motor, hingga budi daya maggot.
Ada pula di Rumah Padat Karya Prapen, Kecamatan Tenggilis Mejoyo, berupa jasa usaha laundry, jahit, dan cuci motor. Kemudian, Rumah Padat Karya Sememi berupa usaha cuci mobil, motor, café, dan laundry.
Selanjutnya, Rumah Padat Karya Wonocolo berupa jahit bordir, cutting stiker, cuci motor, dan servis AC. Sedangkan di wilayah Kecamatan Tandes, berupa dimanfaatkan untuk sablon, jahit jaket, tas, sepatu, dan bordir. Dan terakhir adalah rumah Padat Karya Dukuh Sutorejo, Kecamatan Mulyorejo berupa batik.
Meski belum lama berdiri, rumah padat karya yang tersebar di 31 kecamatan tersebut, telah menyerap belasan hingga ratusan tenaga kerja. Seperti halnya di Rumah Padat Karya Viaduct Gubeng yang telah menyerap 20 tenaga kerja dari MBR.
“Setiap minggunya, untuk sementara ini tiap MBR mendapatkan Rp500 ribu. Jika ditotal dalam satu bulan, maka satu MBR mendapat penghasilan sebesar Rp2 juta,” kata Camat Gubeng, Kota Surabaya, Eko Kurniawan Purnomo.
Sedangkan di Rumah Padat Karya Prapen, Tenggilis Mejoyo, sekarang ini telah menyerap sebanyak 106 MBR. Camat Tenggilis Mejoyo Kota Surabaya, Achmad Daya Prasetyono menyebutkan, terdapat tiga unit usaha di Rumah Padat Karya Prapen. Yakni, usaha jasa laundry, jahit-permak, dan cuci motor. "Total ada 106 MBR yang terserap di Rumah Padat Karya Prapen," kata Achmad Daya.
Sementara itu, Camat Wonocolo Surabaya Muslich Hariadi mengungkapkan, bahwa rumah padatkKarya atau rumah pakar di wilayahnya telah menyerap 32 orang MBR. Terdiri dari 10 orang MBR di bidang konveksi jahit dan bordir. Kemudian, 10 orang MBR di bidang servis AC dan 4 orang MBR cutting sticker. Sedangkan pada bidang cuci sepeda motor dan mobil ada 8 orang MBR.
"Ada sebutan lain di Rumah Pakar Wonocolo, yakni rumah glowing singkatan dari Galeri Halaman Wonocolo Connecting. Artinya, ini sebagai sentra potensi yang ada di wilayah Wonocolo," ujar Muslich. (yud/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News