SAMPANG, BANGSAONLINE.com - Data sebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Sampang belum sepenuhnya valid. Sebab, masih banyak sapi milik peternak di pedesaan yang tidak terdata.
Seperti di Desa Daleman dan Gunung Eleh. Salah satu peternak dari Dusun Kloykoy, Desa Daleman, Kecamatan Kedungdung, Moh Sya'ir, mengatakan bahwa sapi miliknya yang mati tidak terdaftar di sebaran PMK DPKP Sampang.
"Sapi yang saya pelihara ini mengalami kelumpuhan, tidak mau makan dan mengeluarkan lendir hingga akhirnya mati. Padahal, saya sudah melapor ke tim kesehatan hewan," ujarnya saat dikonfirmasi, Rabu (5/7/2022).
Ia memanggil tim kesehatan hewan untuk melakukan penanganan medis kepada ternaknya yang sedang hamil besar dan tidak bisa melahirkan.
"Mendatangkan tim kesehatan itu untuk dibantu proses mengeluarkan induk sapi, sekaligus melaporkan keadaan sapi karena mengarah ke kriteria PMK," tuturnya.
Selang lima hari setelah petugas tiba, tidak ada penanganan lanjutan meski keadaan sapinya cenderung terpapar PMK.
"Waktu saya mendatangkan tim kesehatan saya bayar Rp300 ribu, tapi sayangnya tidak ada penanganan kelanjutan dari tim kesehatan," ungkapnya.
Klik Berita Selanjutnya