JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Para kiai dan warga NU kini sedang mendapat ujian berat. Bendahara Umum PBNU Mardani Maming jadi tersangka kasus korupsi. Marwah NU pun dipertaruhkan.
Apalagi tiap hari wajah Mardani Maming muncul di media massa. Dengan tangan diborgol dan baju oranye. Sebagai pesakitan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
BACA JUGA:
- Habib Pasuruan yang Rendahkan Putra Pendiri NU Dianggap Merasa Tersaingi Kiai NU dan Tak Berakhlak
- Habib Pasuruan yang Rendahkan Putra Pendiri NU Dianggap Merasa Tersaingi Kiai NU dan Tak Berakhlak
- Warga Pasuruan pun Malu Ada Habib Pasuruan Rendahkan Putra Pendiri NU
- Khofifah-Emil Vs Marzuki-Risma, Serius atau Gertak Politik?
Namun Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf mempertahankan Mardani Maming sebagai Bendahara Umum PBNU.
“Ini harus dipahami secara tepat bahwa kita tidak berhentikan. Sekali lagi, kita tidak memberhentikan Mardani Maming dari jabatan bendahara umum karena belum ada syarat yang dipenuhi menurut AD/ART, maupun peraturan organisasi untuk melakukan pemberhentian itu,” tegas Gus Yahya, panggilan akrab Yahya Cholil Staquf, dikutip dari NU TV, Kamis (11/8/2022).
Gus Yahya menempatkan Gus Gudfan sebagai Plt Bendahara Umum PBNU. Jadi Mardani Maming tetap Bendahara Umum PBNU.
(KH Yahya Cholil Staquf. Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)
Gus Yahya dua kali menyampaikan sikap mempertahankan Mardani itu. Sebelumnya, ia menyampaikan seusai melantik pengurus PCNU Kota Malang.
Respons publik pun berhamburan. Baik dari internal maupun eksternal NU.
“Pengurus NU sekarang aneh,” kata Natalius Pigai, Mantan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).
“Jika NU itu salah satu lembaga penjaga moral, seharusnya Mardani Maming saat jadi tersangka mestinya dicopot dari bendahara umum NU,” tulis Natalius Pigai di akun twitter pribadinya @NataliusPigai2, Rabu (27/7/2022).
Komentar pedas itu ia sampaikan saat membagikan berita dari Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Amerika yang kecewa terhadap Gus Yahya karena mempertahankan Mardani Maming sebagai bendahara umum PBNU.
Bukan hanya PCINU Amerika yang kecewa. PWNU Jawa Timur juga kecewa terhadap PBNU yang mempertahankan Mardani Maming. Sedemikian kecewanya bahkan Wakil Ketua PWNU Jawa Timur KH Abdus Salam Shohib (Gus Salam) menyampaikan surat terbuka kepada PBNU.
“Saya Heran Dengan PBNU ( Ketum & Sekjend ), ketika Bendum Jelas-jelas bermasalah Hukum yang bikin Malu organisasi serta meruntuhkan Marwah Jamiyyah, Sama Sekali tidak ada upaya untuk menertibkanya,” tulis Gus Salam dalam Surat Terbuka berjudul “IRONI” itu.
“Sementara dengan PCNU Jombang (Katib/Cak Rizal) Ketum PBNU Merespon (Mencoret Cak Rizal dari IN seperti Video yang Beredar) dengan tuduhan yang Tendensius, Subyektif tanpa bukti dan penuh asumsi serta hanya berdasarkan info sepihak dari anak buahnya (Oknum Wasekjend Berinisial NH),” lanjut Gus Salam.
(Mardani Maming. Foto: net)
Yang menarik, PWNU Jawa Timur dan PCNU seluruh Jawa Timur mendeklarasikan sikap anti korupsi. Deklarasi itu ditandantangani dan dibacakan langsung oleh Ketua PWNU Jawa Timur Dr KH Marzuki Mustamar saat haul Gus Dur dan Gus Im di Aula Hadratussyaikh KHM Hasyim Asy’ari PWNU Jawa Timur di Jl. Mesjid Agung Tim. No.9, Gayungan, Surabaya.
Gus Dur dan Gus Im (KH Hasyim Wahid), adik Gus Dur, adalah cucu Hadratussyaikh KHM Hasyim Asy’ari, pendiri NU.
Inilah naskah deklarasi anti korupsi itu:
Deklarasi Anti Korupsi Warga NU
بسم الله الرحمن الرحيم
أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا رسول الله
Alim ulama, warga NU dan pondok pesantren wajib menjadi teladan dan penjaga moral melalui pendekatan nilai-nilai dan perilaku anti-korupsi. Dengan Rahmat Allah SWT, Kami, warga Nahdlatul Ulama meyakini bahwa:
Klik Berita Selanjutnya