Edy menjelaskan, ormas dan OKP itulah yang kemudian menjadi sarana untuk bersinergi dan berkolaborasi membina masyarakat. Sebab 2,6 juta penduduk Jember merupakan potensi yang cukup besar.
Sehingga, Bakesbangpol Jember terus berdiskusi dengan pihak penyelenggara pesta demokrasi untuk bagaimana memberikan fasilitas bagi masyarakat secara maksimal, agar hak keterwakilan dalam pemerintahan dapat terpenuhi.
"Dari dulu sampai hari ini, tingkat partisipasi masyarakat (Jember) dalam pemilu, itu nggak pernah lebih dari 60 persen," kata Edy.
Ia menuturkan, Forum yang diselenggarakan juga sekaligus mengupayakan target yang dicanangkan oleh Bupati Jember, minimal 80 persen keterlibatan masyarakat dalam Pemilu 2024.
"Hari ini kita ikhtiyarkan bersama. Ada 3 strategi supaya pemilu betul- betul menjadi sebuah pesta demokrasi bagi masyarakat Kabupaten Jember," tuturnya.
Adapun Strategi yang dimaksud yakni, gebyar sosialisasi yang menjangkau hingga ke segenap pelosok Jember, tidak hanya di kota saja dan dengan berbagai macam cara; mengevaluasi jumlah TPS di pemilu sebelumnya, jika memang masih belum bisa menjangkau lebih dalam, maka akan ditambah dan melakukan simulasi untuk menguji efektivitasnya.
Lalu, melakukan optimalisasi terhadap bantuan keuangan kepada parpol, sehingga diharapkan dapat meningkatkan pendidikan politik bagi masyarakat. Apabila strategi itu dapat dilakukan, Jember akan siap dalam pemilu dengan keterlibatan semua pihak.
"Saya pikir akan menjadi sangat penting, agar hajat pemilu 2024 dipahami, diketahui, dan dihadiri oleh masyarakat kita," ucap Edy. (yud/bil/sis)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News