SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur Khofifah optimis, Muktamar Internasional Fikih Peradaban 1 akan menjadi inisiator lahirnya resolusi perdamaian dunia, dan sebagai upaya nyata mewujudkan harmoni global. Agenda tersebut berlangsung di Hotel Shangri-La Surabaya, Senin (6/2/2023).
Kegiatan yang secara simbolis dibuka oleh Wapres RI Ma’ruf Amin bersama Wakil Grand Syekh Al Azhar, Rais Aam PBNU, Ketua Umum PBNU, Gubernur Jawa Timur, serta Katib Aam PBNU ini diharapkan menjadi ajang menumbuhkan moderasi, dan toleransi antarumat beragama.
BACA JUGA:
- Hajat Nikahkan Putra Ketiganya, Khofifah Ziarah Makam Suami dan Gelar Santunan Yatim
- Hadiri HUT Pepabri ke-65, Khofifah Berterima Kasih atas Sinergi Membangun Jatim
- Mohon Doa Restu Maju Pilgub Jatim 2024, Khofifah Ajak Muslimat NU Jember Perbanyak Sedekah
- Khofifah Ajak Nahdliyin Implementasikan Qanun Asasi NU saat Harlah Muslimat ke-78 di Kota Batu
“Semoga doa dari para masayikh, mufti, ulama, dan habaib dari seluruh dunia mampu membukakan pintu langit agar Allah SWT menurunkan keberkahannya bagi Indonesia, Jawa Timur, dan umat manusia di seluruh dunia terutama NU untuk membangun perdamaian dunia dan harmoni global,” kata Khofifah.
Lebih lanjut, Ketua Umum PP Muslimat NU ini kemudian mengatakan bahwa serangkaian acara peringatan Satu Abad NU termasuk Kongres ini dan resepsi puncak esok hari adalah bagian bentuk dari reuni akbar para muassis NU.
“Mudah-mudahan kami menjadi bagian yang meneruskan perjuangan ulama NU dan ikut menyebarluaskan perjuangan NU membangun perdamaian dan harmoni di seluruh dunia,” ujarnya.
Ia pun berterima kasih atas terpilihnya Jawa Timur sebagai tuan rumah penyelenggaraan Resepsi Puncak Satu Abad NU, dan juga sebagai tuan rumah penyelenggaraan Muktamar Internasional Fikih Peradaban pertama bertajuk 'Membangun Landasan Fikih untuk Perdamaian dan Harmoni Global'.
“Kami mewakili seluruh masyarakat Jawa Timur mengucapkan terima kasih atas keputusan luar biasa PBNU untuk melangsungkan Muktamar Internasional Fikih Peradaban dan Resepsi Puncak Satu Abad NU di Jawa Timur,” pungkasnya.
Sementara itu, dalam pidatonya yang berjudul Kontekstualisasi Pandangan Keagamaan Terhadap Realitas Peradaban di Era Modern, Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin menyampaikan bahwa topik tersebut menarik karena sangat berhubungan erat dengan karakter fikih yang fleksibel dan dinamis mengikuti dinamika dan perkembangan zaman.
“Namun hal tersebut tidak bisa dilakukan perubahan pada rumusan yang tetap dan tidak berubah (tsawabit) melainkan pada rumusan yang memungkinkan untuk berubah (mutaghayyirat),” katanya.
Lebih lanjut, dalam membangun peradaban, menurut Maruf Amin penting untuk menyadari bahwa kehadiran manusia di muka bumi adalah wakil Allah yang bertanggung jawab untuk memakmurkan bumi.
“Kemudian kita semua memegang tanggung jawab untuk saling menguatkan sesama manusia jangan saling bermusuhan juga membuat kegaduhan,” ucapnya.
Dengan perkembangan dunia yang semakin masif dan progresif, Ia mengajak para ulama untuk menjwab pandangan pada dinamika yang baru ini.
Klik Berita Selanjutnya