Gubernur Khofifah Berharap Kontribusi Migas Jatim Dorong Perekonomian dan Pembangunan Nasional

Gubernur Khofifah Berharap Kontribusi Migas Jatim Dorong Perekonomian dan Pembangunan Nasional Suasana peresmian Proyek JTB dan Lapangan Gas MDH-MBH.

“Kami berharap, proyek lapangan gas ini dapat meningkatkan kehandalan pasokan gas di Jawa Timur, juga Jawa Tengah. Sekaligus bisa mendukung ekosistem pertumbuhan perekonomian di daerah lebih maju dan mandiri,” pungkasnya.

Dalam sambutannya, Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin berharap PSN JTB serta Lapangan Gas MDA dan MBH dapat meningkatkan pasokan gas dan menjamin ketersediaan migas bagi industri di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah.

“Semoga kedua proyek ini mampu meningkatkan pasokan gas secara signifikan, dan menjamin ketersediaan migas bagi industri di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah, sehingga turut memberikan nilai tambah dan meningkatkan penerimaan negara,” ungkap Wapres.

Lebih jauh Wapres menuturkan, bahwa gas bumi memegang peran penting dalam pemenuhan kebutuhan energi nasional. Sebab, gas bumi merupakan energi fosil paling bersih dan paling banyak digunakan setelah minyak bumi dan batu bara. Untuk itu, pemerintah akan terus mendorong pemanfaatan gas bumi domestik dengan menstimulasi industri dalam negeri, seperti pengembangan Lapangan Unitisasi Gas Jambaran Tiung Biru, dan Lapangan Gas MDA dan MBH.

"Ke depan, keduanya akan memasok kebutuhan gas cukup besar di Pulau Jawa. Pemenuhan ini diharapkan akan memacu geliat dunia usaha, yang berujung pada kemajuan perekonomian masyarakat, di tingkat regional dan nasional. Efek berganda dari kedua lapangan gas ini akan didorong oleh suplai gas kepada PT. PLN dan berbagai industri di sekitar Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Jawa Timur," tutur Wapres.

Menutup sambutannya, Wapres meminta, agar cadangan-cadangan gas yang sudah ditemukan dapat dipercepat proses pengembangannya, sehingga gas dapat tetap menjadi komoditas unggulan Indonesia. “Segera selesaikan desain kebijakan gas nasional yang mencakup rancangan besar terkait gas berikut kebutuhan industri secara konkret,” pungkasnya.

Sebelumnya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif juga melaporkan progres kedua proyek lapangan gas ini. Total investasi lapangan gas JTB mencapai Rp. 22,5 triliun, serta penerimaan negara yang didapatkan mencapai Rp. 23,1 triliun (selama proyek berjalan). Sedangkan TKDN pada proyek ini mencapai 40%.

“Proyek Lapangan Gas JTB menyerap tenaga kerja berasal dari lokal Bojonegoro sebesar ±65%, puncaknya mencapai 4.941 tenaga kerja lokal (dari total 7.523 tenaga kerja) pada April 2021,” tambahnya.

Sebagai informasi, proyek Pengembangan Lapangan Unitisasi Gas JTB merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) sektor energi di bawah Pertamina yang ditetapkan oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) melalui Perpres Nomor 109 tahun 2020 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.

Proyek JTB diproyeksikan menjadi salah satu calon penghasil gas terbesar di Indonesia dengan produksi penjualan gasnya yang mencapai 192 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD). Dari jumlah tersebut, 100 MMSCFD telah dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan gas pembangkit listrik PT PLN, Industri Jatim-Jateng, dan Petrokimia Gresik.

Lapangan MDA-MBH menghasilkan gas sebesar 120 MMSCFD. Per Oktober 2022 lalu, MDA-MBH telah mengalirkan gas sebesar 22.01 MMSCF ke Fasilitas FPU “Trunojoyo 01” yang kemudian dialirkan ke East Java Gas Pipeline (EJGP). (dev/mar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Warga Kota Pasuruan Berebut Minyak Goreng Curah Saat Gubernur Jatim Pantau Operasi Pasar':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO