Gubernur Khofifah Berharap Kontribusi Migas Jatim Dorong Perekonomian dan Pembangunan Nasional

Gubernur Khofifah Berharap Kontribusi Migas Jatim Dorong Perekonomian dan Pembangunan Nasional Suasana peresmian Proyek JTB dan Lapangan Gas MDH-MBH.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur berharap kontribusi minyak dan gas bumi (migas) di Jawa Timur mampu mendorong perekonomian serta pembangunan secara nasional.

Ia mengungkapkan hal tersebut saat mendampingi Wakil Presiden, Ma’ruf Amin, meresmikan Proyek Strategis Nasional (PSN) Gas Jambaran-Tiung Biru (JTB) milik PT Pertamina EP Cepu, dan Lapangan MDA-MBH milik Husky-CNOOC Madura Limited (HCML), Rabu (8/2/2023).

Peresmian dua PSN ini juga diharapkan mampu meningkatkan kontribusi industri migas di Jawa Timur untuk mendukung kestabilan, dan pertumbuhan perekonomian makro. Sekaligus semakin mendorong pembangunan ekonomi maupun infrastruktur di Jawa Timur.

“Pemanfaatan gas bumi ke depannya harus kita dorong melalui pengembangan infrastruktur, agar peningkatan pasokan dan pemanfaatannya dapat dinikmati masyarakat langsung, terutama pada masyarakat pada daerah penghasil migas di Jawa Timur,” ujarnya.

Proyek JTB berada di Desa Bandungrejo, Kecamatan Ngasem, Bojonegoro, dan untuk Lapangan MDA-MBH milik HCML berlokasi di Selat Madura. Peresmian ditandai dengan penekanan tombol sirine dan penandatanganan prasasti oleh Wapres Ma'tuf yang didampingi Menteri ESDM, Gubernur , Kepala SKK Migas, Direktur Utama PT Pertamina, Direktur Utama Husky CNOOC Madura Limited.

Gubernur menjelaskan, berdasarkan data SKK Migas Jabanusa, produksi gas bumi di Jatim diprediksikan dalam 2 atau 5 tahun ke depan akan mengalami lonjakan. Beberapa proyek gas yang akan onstream dan akan menambah produksi selama 5 tahun kedepan antara lain JBT-PEPC (192 MMSCFD), MDA/MDH dan MAC-HCML (120 dan 50 MMSCFD), Paus Biru-Medco (30 MMSCFD), RBG-TIS petroleum (15 MMSCFD), Lengo-Kris Energy (70 MMSCFD), ENC-EML (30 MMSCFD) dan Bukit Panjang- PCK2L (50 MMSCFD).

“Kondisi ini, memerlukan uluran tangan Pemerintah Pusat guna menyiapkan _grand design_ baru bagi pemenuhan infrastruktur migas di Jatim. Diharapkan ini akan sejalan dengan _master plan_ pengembangan wilayah industri di 4 kawasan industri eksisting, maupun yang akan dikembangkan di 3 titik yaitu di Nganjuk, Kabupaten Madiun, dan Ngawi,” paparnya.

Lebih lanjut ditambahkan , sejak tahun 2019-2022, pembangunan jaringan gas rumah tangga di Jawa Timur telah maju dibanding provinsi lain. Tercatat, kurang lebih 180.650 Sambungan Rumah (SR) yang tersebar di 11 Kabupaten/ Kota telah terpasang.

“Namun pemerataan akses energi perlu ditingkatkan. Karena sejauh ini pembangunan Jargas masih belum diprioritaskan untuk Daerah Penghasil Migas, seperti kepulauan Madura Jawa Timur yang memiliki potensi gas bumi besar,” ungkapnya.

Untuk itu, mengapresiasi SKK Migas Jabanusa beserta PEPC (Pertamina EP Cepu) dan HCML (Husky CNOOC Madura Ltd) dengan on streamnya lapangan Jambaran Tiung Biru oleh PEPC pada 20 September 2022 dan lapangan MDA & MDH oleh HCML pada tanggal 23 Oktober 2022.

“Kami berharap, proyek lapangan gas ini dapat meningkatkan kehandalan pasokan gas di Jawa Timur, juga Jawa Tengah. Sekaligus bisa mendukung ekosistem pertumbuhan perekonomian di daerah lebih maju dan mandiri,” pungkasnya.

Dalam sambutannya, Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin berharap PSN JTB serta Lapangan Gas MDA dan MBH dapat meningkatkan pasokan gas dan menjamin ketersediaan migas bagi industri di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah.

“Semoga kedua proyek ini mampu meningkatkan pasokan gas secara signifikan, dan menjamin ketersediaan migas bagi industri di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah, sehingga turut memberikan nilai tambah dan meningkatkan penerimaan negara,” ungkap Wapres.

Lebih jauh Wapres menuturkan, bahwa gas bumi memegang peran penting dalam pemenuhan kebutuhan energi nasional. Sebab, gas bumi merupakan energi fosil paling bersih dan paling banyak digunakan setelah minyak bumi dan batu bara. Untuk itu, pemerintah akan terus mendorong pemanfaatan gas bumi domestik dengan menstimulasi industri dalam negeri, seperti pengembangan Lapangan Unitisasi Gas Jambaran Tiung Biru, dan Lapangan Gas MDA dan MBH.

"Ke depan, keduanya akan memasok kebutuhan gas cukup besar di Pulau Jawa. Pemenuhan ini diharapkan akan memacu geliat dunia usaha, yang berujung pada kemajuan perekonomian masyarakat, di tingkat regional dan nasional. Efek berganda dari kedua lapangan gas ini akan didorong oleh suplai gas kepada PT. PLN dan berbagai industri di sekitar Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Jawa Timur," tutur Wapres.

Menutup sambutannya, Wapres meminta, agar cadangan-cadangan gas yang sudah ditemukan dapat dipercepat proses pengembangannya, sehingga gas dapat tetap menjadi komoditas unggulan Indonesia. “Segera selesaikan desain kebijakan gas nasional yang mencakup rancangan besar terkait gas berikut kebutuhan industri secara konkret,” pungkasnya.

Sebelumnya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif juga melaporkan progres kedua proyek lapangan gas ini. Total investasi lapangan gas JTB mencapai Rp. 22,5 triliun, serta penerimaan negara yang didapatkan mencapai Rp. 23,1 triliun (selama proyek berjalan). Sedangkan TKDN pada proyek ini mencapai 40%.

“Proyek Lapangan Gas JTB menyerap tenaga kerja berasal dari lokal Bojonegoro sebesar ±65%, puncaknya mencapai 4.941 tenaga kerja lokal (dari total 7.523 tenaga kerja) pada April 2021,” tambahnya.

Sebagai informasi, proyek Pengembangan Lapangan Unitisasi Gas JTB merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) sektor energi di bawah Pertamina yang ditetapkan oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) melalui Perpres Nomor 109 tahun 2020 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.

Proyek JTB diproyeksikan menjadi salah satu calon penghasil gas terbesar di Indonesia dengan produksi penjualan gasnya yang mencapai 192 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD). Dari jumlah tersebut, 100 MMSCFD telah dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan gas pembangkit listrik PT PLN, Industri Jatim-Jateng, dan Petrokimia Gresik.

Lapangan MDA-MBH menghasilkan gas sebesar 120 MMSCFD. Per Oktober 2022 lalu, MDA-MBH telah mengalirkan gas sebesar 22.01 MMSCF ke Fasilitas FPU “Trunojoyo 01” yang kemudian dialirkan ke East Java Gas Pipeline (EJGP). (dev/mar)

Lihat juga video 'Warga Kota Pasuruan Berebut Minyak Goreng Curah Saat Gubernur Jatim Pantau Operasi Pasar':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO