Jaga Produktivitas, Gubernur Khofifah Komitmen Dorong Percepatan Masa Tanam Padi

Jaga Produktivitas, Gubernur Khofifah Komitmen Dorong Percepatan Masa Tanam Padi Presiden Jokowi bersama Gubernur Khofifah saat menanam padi di Tuban.

TUBAN, BANGSAONLINE.com - Gubernur mendorong percepatan masa tanam padi dalam rangka menjaga produktivitasnya di Jawa Timur. Ia mengungkapkan hal tersebut ketika melakukan tanam padi serentak bersama Presiden  di Desa Senori, Kecamatan Merakurak, , Kamis (6/4/2023).

Jenis padi yang ditanam kali ini ialah padi Varietas Inpari (Inbrida Padi Sawah Irigasi) 32 dengan provitas rata-rata mencapai 7,2 ton per hektare. Padi jenis ini memiliki sejumlah keunggulan, yaitu jumlah produksinya lebih tinggi dibanding varietas lain dan tahan terhadap penyakit Hawar Daun Bakteri (HDB) atau penyakit kresek pada padi.

Baca Juga: Pekerja MPS Trowulan Kompak Pilih Gubernur yang Full Senyum

Menurut gubernur, lokasi tanam padi ini sengaja dipilih lantaran Desa Senori, Kecamatan Merakurak, , memiliki indeks pertanaman (IP) 3, dan pada April 2023, Desa Senori diproyeksikan akan ditanam padi di lahan seluas 314 hektare, yang mana sasaran tanam padi di diperkirakan seluas 8.104 hektare saat itu, sedangkan pada Mei diperkirakan seluas 5.833 hektare.

“Kami di Jatim berkomitmen untuk terus melakukan percepatan masa tanam padi. Hal ini penting dilakukan mengingat saat ini merupakan masa setelah panen raya,” tuturnya.

Tidak hanya itu, mantan Menteri Sosial itu juga menegaskan bahwa saat ini mulai masuk akhir musim penghujan, dan awal musim kemarau. Di mana ketersediaan air masih melimpah, sehingga bisa memaksimalkan produksi panen.

Baca Juga: Rapat Konsolidasi Tim Pemenangan Pilgub Jatim, Khofifah Tekankan Politik Santun

“Musim hujan membuat ketersediaan air cukup tinggi sehingga menjadi waktu yang tepat untuk proses penanaman tanaman padi. Mohon ada percepatan masa tanam mumpung masih melimpah air, mumpung masih musim hujan, pasti akan berdampak pada produksi total dari padi kita,” ujarnya.

Khofifah menjelaskan, percepatan masa tanam ini penting dilakukan terutama setelah masa panen. Di mana panen raya padi di Jawa Timur dimulai bulan Februari dan puncaknya di Bulan Maret-April 2023, sehingga saat ini telah dimulai musim tanam padi.

Baca Juga: Di Depan Kiai Se-Madura, Kiai Asep Sampaikan Kesan Rektor Al Azhar Mesir tentang Figur Khofifah

Realisasi tanam MT Oktober 2022 – Maret 2023 di Jawa Timur mencapai 1.254.897 Ha dan sasaran untuk musim tanam April – September 2023 seluas 817.353 Ha.

“Percepatan tanam ini tentunya memanfaatkan kondisi curah hujan yang masih ada dengan menggerakkan alat mesin olah tanah dan tanam. Hal ini menjadi penting apalagi di saat-saat kita masih mendapat air hujan, karena ketika masuk musim kemarau tentunya akan ada penurunan debit air untuk irigasi,” kata.

Berdasarkan informasi iklim dari Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Klimatologi Karangploso Malang, LA NINA masih berlangsung namun berangsur menuju fase netral dan pada semester II berangsur menuju kondisi EL NINO dengan peluang 50-60 persen. Awal musim kemarau diperkirakan terjadi pada awal bulan April 2023 (Dasarian I) dan puncak musim kemarau diperkirakan pada bulan Agustus 2023.

Baca Juga: Para Waranggono di Tiga Kabupaten Jatim Utara Deklarasi Menangkan Khofifah-Emil di Pilgub Jatim

“Berdasarkan data dari BMKG ini maka mohon kepada Bupati/Walikota yang daerahnya menjadi lumbung pangan untuk melakukan panen air hujan dan mengisi waduk/embung/danau untuk mengantisipasi dampak musim kemarau serta antisipatif terhadap pergeseran awal masa tanam,” urai.

Menurut data BPS, produksi gabah dan beras Jatim tahun 2022 capaiannya tertinggi di Indonesia. Yang diiringi dengan NTP dengan indeks diatas 100, yang mengindikasikan peningkatan kesejahteraan petani/produsen pangan. Sebagai provinsi pusat penghasil padi terbesar dengan luas potensi panen hingga April 2023 mencapai 828,72 ribu hektare, Jatim mempunyai peran vital dalam menjaga ketersediaan pangan nasional.

“Produktivitas beras Jatim sangat diandalkan bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan warga Jatim saja, tapi juga beras Jatim diandalkan untuk memenuhi atau menyuplai kebutuhan 16 provinsi lain di Indonesia Bagian Timur,” ucap.

Baca Juga: Komunitas Perempuan Relawan ‘Prokem’ Deklarasi Menangkan Khofifah-Emil

termasuk lima besar produsen padi terbesar di Jawa Timur, di mana Tahun 2022 memiliki luas panen sebesar 85.288 hektare dan produksi padi sebesar 498.939 Ton GKG atau setara beras 288.097 ton beras.

Produktivitas padi rata-rata di sebesar 5,85 ton per hektare di atas rata-rata produktivitas padi Jawa Timur yang sebesar 5,63 ton per hektare. Pada saat ini rata-rata harga Gabah Kering Panen di sebesar Rp5.200,00.; Gabah Kering Giling sebesar Rp6.400,00.; dan harga beras Medium Rp10.500,00.

Sementara itu, Presiden mengatakan bahwa masa tanam padi ini mulai dilakukan seperti di daerah lain setelah masa panen. Dimana setelah panen tidak diberi jeda karena masih ada air yang banyak, sehingga harus segera ditanam.

Baca Juga: Polres Tuban Geledah Dua Rumah Warga, Dicurigai Jadi Tempat Peredaran Narkoba

“Dan yang saya senang disini adalah pakai pupuk organik yang dilakukan oleh Serikat Petani Indonesia. Ini sudah 3 tahun kurang lebih 1.000 hektar semuanya organik. Dan biaya untuk pupuknya yang biasanya per hektar bisa sampai Rp. 5-6 juta per hektar, kita disini hanya antara Rp. 100.000 - 500.000 per hektar,” katanya.

Ia menyebut, bila ini bisa dikembangkan di daerah yang lain seperti yang dilakukan oleh Serikat Petani Indonesia, akan banyak mengurangi cost yang harus dikeluarkan petani. Serta tidak ketergantungan pada pupuk kimia, industri pupuk kimia ataupun impor bahan baku dari pupuk kimia.

“Sehingga jangan sampai ada keluhan pak pupuknya sulit. Ya memang sulit semua negara urusan pupuk sulit, tapi ada pilihan-pilihan dan ini sudah dimulai oleh Serikat Petani Indonesia. Untuk hasilnya jika di awal memang agak turun sedikit tapi setelah itu meningkat," tukasnya.

Baca Juga: Disambut Doa, Khofifah Ajak Santri Ponpes Al Anwar Bangkalan untuk Tempuh Pendidikan yang Tinggi

"Yang kedua ini dapat memperbaiki ekosistem lingkungan yang ada di sini. Dimana mulai kembali banyak cacing-cacing, belut ataupun katak. Jadi ekologinya terperbaiki kembali,” pungkasnya.

Turut hadir Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo, Kapolda Jatim Irjen Pol. Toni Hermanto, Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf, dan Bupati Aditya Halindra Faridzky. (dev/sis)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Emak-emak di Surabaya Kecewa Tak Bisa Foto Bareng Jokowi':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO