Juri tahu para remaja itu belum pernah perlakukan tindak kriminal apa pun. Mereka
juga dari kalangan yang secara ekonomi tidak miskin. Mereka mampu membayar
uang jaminan sampai USD 25.000.
Tapi juri percaya pada hasil pemeriksaan DNA. Termasuk soal rambut tadi.
Memang di pemeriksaan polisi yang pertama mereka juga mengaku melakukan
perbuatan itu. Pengakuan tersebut lantas diformalkan dalam rekaman. Rekaman
itulah yang diperdengarkan ke juri.
Ketika pemeriksaan itu, Salam, karena sudah 16 tahun, tidak didampingi orang tua.
Saat pemeriksaan Salam didampingi pengacara.
Kepada pengacara inilah Salam mengaku tidak bersalah. Teman-temannya pun
yakin ia tidak bersalah. Mereka hanya merasa mengganggu Meili tapi tidak sejauh
yang dituduhkan. Mereka tidak tahu apa yang terjadi pada Meili malam itu.
Akhirnya, satu minggu setelah ditangani pengacara, mereka menarik pengakuan.
Mereka merasa terintimidasi polisi.
Di pengadilan mereka konsisten mengaku tidak bersalah. Sampai pun ketika
hukuman dijatuhkan.
Saat hukuman itu dijatuhkan Salam membacakan pernyataan dengan gaya
membaca puisi. Lantang. Penuh keyakinan. Semua media memuatnya, termasuk
sebagai sumber tulisan ini:
"Saya anggap hukuman ini sebagai tes.
Dari Allah, Tuhan kami.
Semua yang saya dan teman-teman katakan adalah kebenaran.
Saya tidak pernah merusak ajaran agama saya dengan berbohong".
Terhukum lainnya juga membuat pernyataan senada: kelak kebenaran akhirnya
akan muncul.
Lalai mereka menjalani hukuman.
Salah seorang dari mereka bertemu narapidana lain yang tidak ada hubungannya
dengan Central Park Lima. Namanya: Matias Reyes.
Reyes iba dan terketuk hatinya. Ia memang mengaku bersalah. Telah memerkosa
beberapa gadis dan merampoknya. Ia pantas dihukum. Tapi remaja yang ini tidak.
Apalagi mereka sampai sudah menjalani hukuman lima tahun. Belum juga
menemukan kebenaran.
Mereka sudah berusaha naik banding. Tapi selalu kalah.
Akhirnya Reyes mendatangi petugas. Ia mengaku sebagai yang memerkosa gadis
yang lagi jogging di Central Park itu.
Polisi tidak percaya begitu saja. Pemeriksaan ulang dilakukan. Penelitian terhadap
rambut dan sperma diulangi. Dengan teknologi baru. Selama enam tahun terakhir
kemajuan di bidang teknologi DNA sudah sangat jauh. Zaman itu Amerika belum
punya bank DNA. Tapi enam tahun setelah Meili diperkosa, riset DNA sudah sangat
maju.
Hasil pemeriksaan terbaru menyatakan positif. Benar. Sperma dan rambut itu milik
Reyes. Bukan milik salah satu dari lima sekawan.
Salam pun dibebaskan. Empat remaja lainnya dibebaskan. Yakni setelah berada di
penjara lebih 5 tahun.
Lima orang itu pun, sudah bukan lagi remaja, menggugat Pemda New York. Di
Amerika polisi berada di bawah Pemda. Mereka minta ganti rugi, total USD 50 juta.
Di masa wali kota Bloomberg, soal ganti rugi ini seret. Tapi calon wali kota
berikutnya, Bill de Blasio menjadikannya bahan kampanye. De Blasio terpilih. Wali
kota baru ini memenuhi permintaan Salam dkk. Nilainya USD 41,3 juta. Masing-
masing menerima lebih USD 7 juta. Sekitar Rp 100 miliar.
Mereka kini berumur sekitar 48 tahun. Tiga orang dari mereka kini bergabung dalam
satu kantor pengacara. Satu lagi jadi operator alat berat.
Sedang Salam jadi motivator, pengacara dan pegiat masyarakat. Belakangan Salam
dapat penghargaan tinggi dari Presiden Barack Obama.
Itu karena Salam membawa pembaharuan dalam pemeriksaan polisi. Salam
bergabung dalam satu gerakan yang memperjuangkan ini: agar pemeriksaan di
polisi harus direkam. Sejak awal sampai akhir.
Perjuangan itu berhasil. Sekarang pemeriksaan polisi harus direkam. Bahkan pakai
video.
Salam juga memperjuangkan satu mata anggaran untuk polisi: pelatihan untuk
menghindari kesalahan dalam melakukan identifikasi barang bukti.
Gadis jogging itu sendiri, Trisha Meili, siuman setelah 12 hari. Tapi belum bisa
berkata dan bergerak. Dia harus menjalani rehabilitasi selama 6 bulan.
Sebelum peristiwa itu Meili bekerja di investment banking. Kini dia bekerja di bagian
rehabilitasi pasien trauma di Mount Sinai Hospital.
Meili masih punya sedikit masalah dengan pengembalian ingatan. Tapi buku yang
dia tulis laris sekali: Sayalah Si Gadis Jogging Itu.
Meili memang sudah kembali jogging. Kini ditambah yoga.
Sedang Reyes sendiri akhirnya dihukum 33 tahun penjara. Berarti kini sudah bebas.
Atau menjelang bebas.
Begitu abadi kisah Central Park Lima ini. Saya juga sangat terpengaruh olehnya.
Saya hampir selalu jalan-jalan ke Central Park setiap ke New York setelah itu.
Sering pula jadi tour guide amatiran untuk teman-teman manajer saya. Saat itu.
Orang juga masih ingat iklan atraktif yang dipasang Donald Trump. Apalagi orang
seperti Salam. Yang diminta Trump harus dihukum mati. Para ahli media sepakat
pengaruh iklan itu begitu kuat di opini masyarakat New York saat itu.
Bakat Trump sebagai provokator ternyata sudah terlihat sejak saat itu.
“Karma,” ujar Salam. (Dahlan Iskan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News