BAWEAN, BANGSAONLINE.com - Siapa sangka jika Pulau Bawean, tepatnya di Desa Diponggo, Kecamatan Tambak, Kabupaten Gresik, menjadi salah satu pusat pertahanan tentara Jepang. Terbukti, di desa ini ditemukan puluhan meriam api.
Menurut Muhammad Salim, Kepala Desa Diponggo, puluhan meriam tersebut tersebar di Dusun Balong, Dusun Petambanan, dan Dusun Kademangan. Ukuran meriam yang ditemukan di Desa Diponggo bervariasi mulai ukuran satu meter, dua meter, dan sepuluh meter.
BACA JUGA:
- Kejari Gresik Periksa 8 Orang Buntut Dugaan Penyimpangan Beras CSR Desa Roomo
- Beras dari Dana CSR Bau dan Tak Layak, Warga Desa Roomo Gresik Demo Kades
- Sidang Kasus Korupsi Hibah UMKM Gresik: Jaksa Tuntut Farda 1,5 Tahun dan Ryan 1 Tahun Penjara
- Karnaval 4 Dusun di Desa Kandangan Gresik Geliatkan Ekonomi UMKM
"Meriam-meriam itu banyak ditemukan di kampung tengah, tepatnya di depan Balai Desa Diponggo sekarang. Warga menyebut tempat penemuan meriam itu dengan Tasik Benteng," ujar Muhammad Salim, yang juga ponakan Harun Tohir, pahlawan nasional asal Pulau Bawean.
Diungkapkan, di Tasik Benteng, tepatnya di sebelah barat Balai Desa Diponggo dulu banyak ditemukan tumpukan karung-karung pasir yang diduga sebagai benteng pertahanan tentara Jepang pada tahun 1942. Namun meriamnya ditemukan di lokasi yang sekarang sudah digunakan sebagai lokasi SDN Diponggo atau SDN 361 Gresik.
"Pada tahun 1975-an pernah ada yang memaksa mengambil meriam-meriam itu untuk dibawa ke Jawa pakai perahu kayu. Namun setelah berjalan sekitar 300 meter, puluhan meriam yang sudah terpotong itu dibuang ke laut karena kapalnya bocor," terangnya.
Pada tahun 1978-an, bekas meriam yang dibuang ke laut itu tampak dari daratan saat air sedang surut. Warga tidak tahu pasti siapa yang akan membawa meriam-meriam itu ke Jawa.