IDI Disponsori Singapura dan Malaysia?

IDI Disponsori Singapura dan Malaysia? Dahlan Iskan

Oleh: Dahlan Iskan

SOAL IDI PWI (Disway kemarin) menarik sahabat Disway di Los Angeles untuk ikut berbagi cerita: drg Irawan. Saya pernah tidur di rumahnya. Diajak pula keliling Los Angeles, makan mie. Ia penerbit Indonesia Media, majalah berbahasa Indonesia untuk orang asal Indonesia di Amerika.

Baca Juga: Dua PMI asal Banyuwangi Alami Gangguan Jiwa Setelah Dipulangkan dari Malaysia

Inilah catatan sahabat Disway di Amerika itu:

Kami ada (American Dental Association) untuk tingkat federal, dan CDA (California Dental Association). Keanggotaanya tentu saja berbayar sekitar USD 1.500/tahun. Di samping itu ada lagi San Gabriel Dental Society, untuk tingkat lokal. Tapi kami tidak diwajibkan untuk ikut organisasi begituan.

Betul dulu saya member, tapi karena harus bayar sampai USD 1.500- USD 2.000 lama-lama malas juga. Mendingan buat cukongin Tokoh Dahlan makan bakmi di Resto Minh Nghia saja.

Baca Juga: Kantor Imigrasi Blitar Deportasi Gadis Berkewarganegaraan Ganda ke Singapura

Benefit dari organisasi gituan adalah, setahun sekali ada Dental Convention dengan banyak seminar continuing education credit yang gratis. Dana itu juga untuk membiayai para pemimpin untuk lobi-lobi peraturan di Kongres yang berkaitan dengan profesi dentist.

Saya potong dulu. Izin praktik dentist dikeluarkan oleh California Dental Board Licensing. Yang berkantor di pemerintah negara bagian California di Sacramento. Jadi bukan atas rekomendasi organisasi gigi.

Jadi dalam hal ini, Budi Gunadi Sadikin c/q Jokowi sudah betul. Kita bayar lisensi itu sekitar US 750/2 tahun.

Baca Juga: Torehkan Prestasi Internasional, Santri MBI Amanatul Ummah Hebohkan 12th World Robotic For Peace

Betul untuk perpanjangan license kita harus memenuhi 50 jam continuing education credit. Kita boleh ikut CDA dan bayar USD 1.500- USD 2.000/ tahun, atau beli ketengan di seminar-seminar lainnya. Atau masih banyak seminar lain yang gratis, berikut dikasih makan. Tentu saja saya memilih hemat itu pangkal kaya.

Para pemberi seminar gratis umumnya para spesialis. Mereka mengharapkan kita bisa merujuk - kami kalau perlu rujukan ke spesialis. Never a free lunch.

Bagaimana kalau mau melaporkan tindakan unprofessional dari ?

Baca Juga: Kemenkumham Buka Suara Terkait Lagu Halo-Halo Bandung yang Diduga Dijiplak Malaysia

Gampang, gugat saja ke pengadilan. Bisa dapat duit. Atau bisa lapor kepada Dental Board Licensing. Izin bisa ditangguhkan atau dicabut bila terbukti.

Jadi alasan IDI dan pendukungnya takut kehilangan senjata untuk melindungi masyarakat, itu hanya omong kosong. Malah terkesan menghambat pelayanan kesehatan.

Sebenarnya pembubaran IDI (baca MUI ) seharusnya sudah lama harus terjadi. Karena lebih banyak mudaratnya ketimbang manfaatnya.

Baca Juga: Terima Kunjungan Istri PM Malaysia, Khofifah Bahas Pelbagai Hal Produktif

Saya mencurigai jangan-jangan IDI disponsori dan . Guna mempersulit Indonesia dan akhirnya pada pergi ke Penang atau Singapore untuk memboroskan devisa.

Sebenarnya saya punya cerita sukses tentang pelayanan kesehatan yang dialami oleh relatif saya. Tapi apakah dia mau di-exposed atau tidak saya tidak tahu. Biasalah kalau orang Tionghoa yang selalu ditekan, semakin ditekan ternyata semakin menjulang dan akhirnya malah menjadi sandaran kolega-koleganya memberi layanan kesehatan yang significant terhadap dunia kesehatan di Indonesia.

Jangan lupa rumah saya selalu terbuka untuk Tokoh beristirahat kalau kebetulan mampir di LA.

Baca Juga: PWI dan IDI Tak Bergigi, Tapi Wartawan Masuk Surga

Saya baru saja mendaftar ikut seminar dan konvensi dentistry kean gigi di LA. Program ini diselenggarakan oleh LA Dental Meeting. Di Hotel Hilton Pasadena. Dua hari di bulan September. Ada 4 kali seminar yang akan saya ikuti, keseluruhan seminar mungkin 20-an.

Pasalnya saya hanya bisa ikut 4, karena badan saya hanya satu. Tidak bisa saya hadir di 5 ruangan seminar secara simultan. Seminar/convention dimulai dari jam 8.30 pagi sampai jam 4.30 sore. Ada break selama 2 jam buat makan siang dan lihat pameran produk dan peralatan dentistry.

Coba terka berapa biaya yang harus saya bayar? Untuk lunch dibanderol USD 77, all you can eat, dan gala dinner pada malam akhir convention USD 150. Ada dansa dan live band.

Baca Juga: Satu Ekor Rp 6 Juta, Ikan Ini Nunggu 5 Tahun Baru Bisa Dimakan

Seminar ada yang berbayar. Satu seminar USD 150, dan workshop USD 200. Tapi ada juga yang gratis.

Tentu saya pilih yang gratis. Jadi total saya hanya bayar USD 0.

Paling-paling saya parkir mobil yang harus bayar.

Baca Juga: Indonesia Berkibar di Singapura, Raih 11 Emas dalam Asia Arts Festival 2023

Saya tidak usah makan siang karena saya mau nonton pameran dan belanja produk-produk yang saya perlukan. Biasanya harga sale. Lagi pula saya lagi menjalani OMAD (One meal a day). Ini karena saya terinspirasi Fadli Zon, yang selalu nyinyir mau nurunin Jokowi. Tapi ternyata yang berhasil diturunkan berat badannya. So far berat badan saya sudah turun 24 pounds. Tentu masih kalah oleh Fadli Zon yang turun 32 kg.

Jangan takut kalau pihak penyelenggara convention bakal bangkrut kalau semua pesertanya kikir seperti saya. Mereka mendapatkan dana dari stan pameran dan jualan di sana.

Jadi tidak ikutan member CDA juga "ndhak pateken", (pinjam istilah Pak Harto). (Dahlan Iskan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO