MAGETAN, BANGSAONLINE.com - Gubernur Khofifah meninjau posko tanggap darurat bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) Gunung Lawu di Kantor Desa Ngiliran, Kecamatan Panekan, Magetan, Selasa (10/10/2023).
Setibanya di lokasi, gubernur yang didampingi Sekdaprov Jatim, Adhy Karyono; Pj Bupati Magetan, Hergunadi, dan Kepala Dinas Kehutanan Jatim, langsung mengecek dapur umum Tagana. Di sana tampak para relawan, masyarakat dan petugas.
BACA JUGA:
- Hajat Nikahkan Putra Ketiganya, Khofifah Ziarah Makam Suami dan Gelar Santunan Yatim
- Hadiri HUT Pepabri ke-65, Khofifah Berterima Kasih atas Sinergi Membangun Jatim
- Mohon Doa Restu Maju Pilgub Jatim 2024, Khofifah Ajak Muslimat NU Jember Perbanyak Sedekah
- Khofifah Ajak Nahdliyin Implementasikan Qanun Asasi NU saat Harlah Muslimat ke-78 di Kota Batu
Khofiah mengaku terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memaksimalkan proses pemadaman karhutla Gunung Lawu, terutama melalui pemadaman udara atau water bombing menggunakan helikopter PK-DBM milik BNPB.
Koordinasi yang dilakukan sejak 1 Oktober lalu. Setelah diperoleh data luas dan lokasi titik mana saja terdapat titik api, segera diidentifikasi mana yang membutuhkan support untuk water bombing.
"Maka ketika Tim dari BNPB sudah datang tanggal 2 Oktober, mereka melakukan identifikasi di titik koordinat. Kemudian tanggal 3 Oktober, helikopternya datang untuk melakukan proses water bombing setengah hari karena faktor cuaca," kata Khofifah.
"Kemudian pada tanggal 4 sudah berjalan lancar. Per jam sampai siang ini tadi informasinya sudah 5 rit water bombing, biasanya sampai 12 sampai 15 kali, tergantung titik air dan cuaca. Sumber air yang diambil untuk water bombing ini berasal dari Telaga Sarangan. Sehingga kecepatan pengambilan air dan kecepatan pemadaman bisa dihitung dengan baik," imbuhnya.
Tidak hanya itu, gubernur mengatakan bahwa upaya pemadaman via darat juga terus dilakukan lewat pembuatan ilaran atau sekat bakar/batas bakar di sekitar titik api. Hal ini penting dilakukan supaya api tidak menjalar luas atau melebihi batas itu.
"Saat ini sedang dilakukan proses monitoring karena dikhawatirkan ada batas bakar yang kemudian juga ikut terbakar. Karena antara hutan lindung dan hutan industri harus dilakukan proses perlindungan. Jangan sampai kemudian yang hutan industri juga ikut terbakar ini dampak ekonominya bisa lebih besar," paparnya.
Khofifah melanjutkan, berdasarkan data BPBD Jatim, perkembangan terkait karhutla di Gunung Lawu per 10 Oktober 2023 pukul 06.00 WIB yakni total ilaran atau sekat bakar yang sudah dibuat ± 9.607 meter. Ilaran ini ada di Perbatasan Jabung-Karanggupito, Ngiliran, Sukowidi-Tapak hingga Getasanyar.
Klik Berita Selanjutnya