Dorong Penurunan Angka Stunting, DP3AP2KB Kota Kediri Gelar Internalisasi Pengasuhan Balita

Dorong Penurunan Angka Stunting, DP3AP2KB Kota Kediri Gelar Internalisasi Pengasuhan Balita Internalisasi Pengasuhan Balita yang digelar DP3AP2KB Kota Kediri. Foto: Ist

KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Kediri mengajak keluarga baduta/keluarga balita, kader bina keluarga balita (BKB), PKK, dan penyuluh KB untuk mengikuti talkshow internalisasi pengasuhan balita dalam rangka menurunkan angka .

Kepala Perwakilan Jawa Timur, Maria Ernawati, mengapresisasi digelarnya internalisasi pengasuhan balita untuk mendorong penurunan . Pihaknya mendukung setiap kegiatan yang mampu mendorong penurunan angka di Kota Kediri, termasuk internalisasi pengasuhan balita.

"Meskipun di Kota Kediri hasil SSGI (survei status gizi Indonesia) tahun 2022, prevalensi sudah bagus, yaitu 14,3 persen lebih rendah dibandingkan prevelensi di Provinsi Jawa Timur 19,2 persen dan Nasional 21,6 persen," ujarnya saat membuka acara, Jumat (17/11/2023).

"Namun kami harap di tahun 2023 prevenlensi Kota Kediri bisa turun menjadi 1 digit saja. Untuk itu, setiap kegiatan yang bisa mendorong penurunan akan kami dukung sepenuhnya," imbuhnya.

Maria menjelaskan, disebabkan oleh faktor multidimensi dan tidak hanya disebabkan oleh gizi buruk yang dialami ibu hamil maupun anak balita. Intervensi yang paling menentukan untuk dapat mengurangi prevalensi yakni perlu dilakukan pada 1.000 HPK (hari pertama kehidupan).

Selain itu, terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab , yaitu praktik pengasuhan yang kurang baik, termasuk kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan.

"Faktor anak itu banyak, bukan hanya kemiskinan, tapi juga pola asuh, budaya, pendidikan dan pernikahan anak yang juga menjadi faktor terbesar. Maka dari itu, untuk pendekatannya kami menggunakan strategi pentaholic, multisektor, semua pihak kita ajak bekerja sama termasuk pihak universitas untuk menekan prevelensi ," paparnya.

Ia mengatakan, strategi percepatan penurunan berdasarkan Peraturan Presiden 72 tahun 2021 tentang percepatan penurunan . Bahwa strategi tersebut terdiri dari menurunkan prevalensi , meningkatkan kualitas penyiapan kehidupan berkeluarga, menjamin pemenuhan asupan gizi, memperbaiki pola asuh, meningkatkan kualitas akses mutu pelayanan kesehatan, dan meningkatkan akses air minun dan sanitasi.

"Strategi ini kita terapkan dengan mulai menghadang dari hulu. Kita entaskan kasus yang sudah ada dan kita cegah adanya kasus baru dengan melakukan pendampingan keluarga-keluarga berisiko , seperti calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak usia 0-2 tahun," ucapnya.

Dalam pendampingan ini, Maria menyebut telah menyiapkan tim pendamping keluarga, di mana satu tim terdiri dari 3 orang, yaitu bidan atau tenaga kesehatan, PKK dan kader KB. Sehingga diharapkan, Bangsa Indonesia dapat memerdekakan anak-anak dari agar dapat peningkatan kualitas generasi penerus bangsa.

Sementara itu, Sekretaris DP3AP2KB Kota Kediri, Agus Suharyanto, menjelaskan terkait internalisasi sebagai program untuk memperdalam pengetahuan kader dan masyarakat tentang bagaimana cara memberikan pola asuh yang benar pada 100 HPK alam upaya penurunan .

"Pada internalisasi ini kami menghadirkan narasumber yang kompeten. Ada 3 narasumber, yaitu dokter spesialis anak, psikolog, dan TP PKK Kota Kediri. Para narasumber akan memberikan pengetahuan bagaimana cara memberikan ASI yang benar, bagaimana memberikan makanan pendamping ASI yang benar dan sebagainya," katanya.

Agus berharap, kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pengelola dan pelaksana di lini lapangan, baik itu penyuluh KB/PLKB dan kader BKB tentang pengasuhan dan tumbuh kembang anak pada periode 1.000 HPK, serta dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan perilaku keluarga baduta tentang pengasuhan dan tumbuh kembang anak pada periode 1000 HPK.

"Dengan internalisasi ini, kami berharap prevalensi Kota Kediri bisa semakin ditekan supaya nantinya wilayah Kota Kediri bisa memehuni targetnya dapat zero ," pungkasnya.

Di kesempatan yang sama, salah satu peserta talkshow dari Kelurahan Bandar Kidul, Faula Vida, mengaku senang dengan kegiatan ini. Menurut dia, diundangnya keluarga balita dan batita pada internalisasi pengasuhan balita dapat menambah ilmu dan pengetahuan orang tua tentang penting 1.000 HPK bagi anak.

"Sebagai ibu, saya memang senang belajar tentang cara pola asuh yang benar. Alhamdulillah dengan adanya acara ini, saya bisa mendapatkan ilmu dan pengetahuan yang tepat dan inshallah berguna bagi para orangtua, khususnya saya," ungkapnya. (uji/mar)

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO