Komunitas Peternak Ayam Telur Tradisional Curhat Praktik Oligopoli dan Monopoli Perusahaan Besar

Komunitas Peternak Ayam Telur Tradisional Curhat Praktik Oligopoli dan Monopoli Perusahaan Besar Truk bermuatan telur ayam sumbangan Komunitas Peternak Ayam Blitar-Kediri siap diberangkatkan ke Jakarta. Foto: Ist.

Selain itu, lanjutnya lagi, ketersediaan obat-obatan ternak yang bagus dan terjangkau masih sangat terbatas. Akibatnya, para peternak tradisional sering berhadapan dengan kematian ayam dalam jumlah besar karena serangan penyakit.

"Ironisnya, penegakan hukum selama ini masih tajam ke bawah dan tumpul ke atas. Para pelaku monopoli usaha yang melanggar Undang-Undang Persaingan Usaha hanya mendapat hukuman ringan, yang tidak sebanding dengan keuntungan mereka yang mencapai triliunan rupiah per tahun," tandasnya.

Sementara Dewan Pembina Komunitas Peternak Ayam-Telur Tradisional Blitar-Kediri, Danny Wibisono, berharap apabila Prabowo-Gibran terpilih sebagai presiden dan wakil presiden, keduanya mampu memberantas praktik oligopoli di sektor industri ayam dan telur.

Selain dikirim ke GBK, mereka juga kompak menyumbangkan telur ayam untuk dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan di wilayah Kecamatan Ringinrejo sebanyak 12 ton dan ayam afkir sebanyak 2.000 ekor.

Sebelumnya, pembagian telur juga dilakukan kepada jemaah pengajian Sabilu Taubah di Pondok Pesantren Mambaul Hikam II milik Muhammad Iqdam Kholid atau Gus Iqdam di Desa Karanggayam, Kecamatan Srengat, Blitar.

Selain itu, sebanyak 6 ton telur juga dibagikan kepada jamaah dan masyarakat di lingkungan pondok. (uji/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Digiring Maling, Ratusan Bebek Milik Warga di Blitar Raib':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO