Nantinya akan hadir 33 kepala negara dan 190 menteri dari 180 negara.
Salah satu sasaran pada kegiatan yang ditingkatkan tesebut adalah mengantisipasi adanya tindakan criminal ataupun yang berniat mengacaukan jalannya WWF di Bali.
“Kami gelar patroli perairan dengan kekuatan penuh, termasuk pemeriksaan di beberapa Pelabuhan yang ada di Jawa Timur termasuk Pelabuhan tradisioanal yang juga ada akses untuk ke Pulau Bali,”terang AKBP Herlambang.
Dijelaskan oleh AKBP Herlambang, beberapa pelabuhan yang menjadi sasaran KRYD diantaranya pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, pelabuhan Jangkar Situbond, Pelabuhan Mayangan Probolinggo, Pelabuhan Ketapang dan Tanjungwangi di Banyuwangi dan beberapa Pelabuhan tradisional.
“Pengawasan terhadap kapal penumpang yang menuju ke Bali akan lebih kami maksimalkan,”tambahnya.
AKBP Herlambang berharap, event internasional ini dapat beralan sukses dan menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia adalah tuan rumah terbaik.
Sebelumnya WWF juga pernah digelar di negara Jepang dan Korea Selatan sebagai tuan rumah.
Saat disinggung tentang mekanisme pengamanan perairan, AKBP Herlambang masih mengacu dengan teknis menyiagakan keamanan seperti halnya pengamanan pada 2023.
Pengamanan G20 yang diselengarakan menujukan keberhasilan yang cukup memuaskan dengan menekan adanya pelangaran para penguna jasa laut.
“Kita melakukan pengamanan yang hampir sama dengan pengamanan G20. Selain itu untuk para nelayan yang berada diperairan sekitaran Jawa-Bali kita berikan himbauan untuk lebih tertib dalam melakukan aktifitasnya. Menginggat pada hari itu banyaknya kapal dari beberapa negara yang sandar diperairan Bali,” tutupnya. (yan/van)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News