![Pemkot Kediri Terima Kunjungan Bakorwil I Madiun, Bahas Percepatan Penurunan Stunting Pemkot Kediri Terima Kunjungan Bakorwil I Madiun, Bahas Percepatan Penurunan Stunting](/images/uploads/berita/700/6d4c02c4aaa04105eb64e39f235e0e92.jpg)
KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Pemkot Kediri menerima kunjungan dari Bakorwil I Madiun dalam rangka Koordinasi dan Monitoring Upaya Percepatan Penurunan Stunting, Rabu (19/6/2024). Agenda tersebut diikuti semua OPD terkait yang tergabung dalam anggota tim percepatan penurunan stunting (TPPS) Kota Kediri.
Monitoring dilakukan untuk meningkatkan koordinasi percepatan penurunan stunting dengan kabupaten/kota di wilayah Bakorwil I Madiun dalam mewujudkan mempercepat upaya penurunan stunting di Jawa Timur.
BACA JUGA:
- Ukur Capaian Intervensi Serentak Penanganan Stunting, Pemkot Kediri Gelar Monev Bareng TPPS
- Tujuan DPMPTSP Kota Kediri Hadirkan Puluhan Pelaku Usaha
- Edukasi Penyusunan Dokumen Jitupasna, BPBD Kota Kediri Gelar Bimtek dan Libatkan Lintas Sektor
- Dinas Pendidikan Kota Kediri Gelar Rakor Pengentasan Anak Tidak Sekolah
“Hari ini Kota Kediri mendapat jadwal monev dan sudah kita sampaikan apa yang kita lakukan dan kendala yang dihadapi,” kata Kepala Bappeda Kota Kediri, Chevy Ning Suyudi.
Ia memaparkan upaya percepatan penurunan stunting telah dilakukan TPPS Kota Kediri melalui 8 aksi konvergensi yang tertuang dalam rencana kerja TPPS. Di antaranya analisis situasi, rencana kegiatan, rembug stunting, dukungan regulasi, pemberdayaan masyarakat, manajemen data, pengukuran dan publikasi serta review kinerja.
“Kami juga memiliki program unggulan yaitu Prodamas yang dalam 6 bidangnya mendukung program intervensi percepatan penurunan stunting," ujarnya.
Menurut dia, berdasarkan data ePPGBM periode Desember 2023 -Maret 2024, terjadi penurunan 31 balita stunting di Kota Kediri. Selanjutnya cakupan kelurahan new zero stunting mencapai 58,70% yakni 27 kelurahan dari 46 kelurahan.
Sebagai bentuk komitmen dalam penurunan angka stunting, Chevy menjelaskan Pemkot Kediri telah membagi intervensi menjadi dua jenis, yaitu intervensi spesifik dan sensitif. Intervensi spesifik mencakup layanan pemeriksaan ibu hamil dengan USG 2 kali selama kehamilan di Puskesmas.