Sedangkan dalam konteks tafsir Maqashidy, ia menjelaskan dua induk kitab tafsir maqashidy, yaitu kitab Tafsir al-Manar karya Rashid Ridho dan Tafsir at-Tahrir wa at-Tanwir.
Menurut dia, kedua tafsir tersebut wajib dikaji oleh para peminat tafsir Maqashidy.
“Karena hingga kini belum ada tafsir maqashidy modern yang bisa menyaingi kehebatan dua tafsir tersebut ,” kata alumnus Universitas al-Qurawiyin Maroko itu.
Pengasuh Pesantren Balekambang tersebut tidak hanya menyampaikan materi terkait maqashid, namun juga mengajarkan cara dan langkah menerapkan tafsir maqashid bagi pengkaji tafsir maqashidy pemula.
Hadir dalam acara tersebut Dr. KH. Ahmad Fahrurrozi (Gus Fahrur), pengasuh pesantren an-Nur 1. Ia berharap kuliah umum ini mampu meningkatkan intelektualitas dan wawasan mahasantri.
“Semoga acara kuliah umum yang menghadirkan narasumber santri tulen plus akademisi ini, bisa membuka wawasan dan intelektualitas para santri yang kuliah di Mahad Aly, an-Nur dan santri Indonesia,” tutur salah satu ketua PBNU tersebut. (MSN)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News