Janda Sebatang Kara di Karangasem Gresik Rawat Cucu Lumpuh 13 Tahun, Bertahan Hidup lewat Rosokan

Janda Sebatang Kara di Karangasem Gresik Rawat Cucu Lumpuh 13 Tahun, Bertahan Hidup lewat Rosokan Nenek Simpen (70) saat sedang menunggui cucunya, Fitri Eka (13) yang lumpuh tidur di lantai beralas anyaman bambu. foto: syuhud/BANGSAONLINE

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Janda sebatang kara, nenek Simpen (70), warga Karangasem Desa Karangandong Kecamatan Driyorojo Kabupaten , tidak bisa menikmati masa tua dengan bergelimpangan kasih sayang dari anak-anaknya. Sebab, di usianya yang sudah kepala tujuh, justru dia sibuk mengurus cucunya, Fitri Eka (13), yang mengalami kelumpuhan sejak bayi, tepatnya saat usai 3 bulan. 

Dia merawat cucunya itu sendiri di rumah yang sangat sederhana berukuran 3x5 Meter terbuat dari bambu dan berlantai tanah.

Baca Juga: Korupsi Hibah UMKM Gresik, Direktur YLBH FT Pertanyakan Status Siska dan Joko

Untuk menyambung hidup, janda ini harus mencari rosokan (barang bekas) yang kemudian dijual kepada pedagang keliling. Hasilnya pun tidak seberapa. Rata-rata dalam se hari dia mampu mendapatkan uang dari hasil menjual rosokan antara Rp 10-20 ribu. "Uang hasil dari menjual rosokan itu saya gunakan makan dengan cucu saya, Fitri. Sisanya saya tabung," kata Simpen, di rumahnya Dusun Karangasem Desa Karangandong, Jumat (2/10).

Menurut dia, hasil uang dari kerja mencari rosokan itu sebetulnya tidak cukup untuk mencukupi kehidupannya sehari-hari. Terlebih, untuk biaya berobat cucu kesayangannya. Karena itu, cucunya terpaksa harus dibiarkan tetap berada di rumahny

"Ya ini kondisi rumah dan cucu saya. Cucu saya tidur di lantai beralasan anyaman bambu. Alhamdulillah, meski cucu saya lumpuh, tapi dia masih diberikan umur panjang," tuturnya dengan mata berkaca-kaca.

Baca Juga: Polisi Gerebek Arena Judi Sabung Ayam di Panceng

Nenek Simpen kemudian menceritakan awal mula kelumpuhan cucunya, Fitri Eka, anak pasangan Bambang dan Umi tersebut. Cucunya saat itu divonis dokter lumpuh permanen, karena syaraf di otaknya tidak berfungsi. Musibah itu terjadi 13 tahun silam. "Ketika itu cerita ibunya (Umi), Fitri pada saat usia 3 bulan dipangku ibunya. Lalu ibunya ngantuk, sehingga Fitri terjatuh. Kepalanya membentur lantai, sehingga otot syarafnya terggangu," kenangnya.

Sebetulnya, pihak keluarga sudah berupya maksimal agar cucunya cepat sembuh. Berbagai cara pengobatan telah dillalui baik melalui medis maupun obat-obatan tradisional. Bahkan, Fitri juga kerap dilakukan terapi. Namun, sejauh itu belum membuahkan hasil. "Saya pasrah kepada Allah SWT atas kondisi yang dialami cucu saya. Mudah-mudahan diberikan Allah kesembuhan," harapnya.

Simpen mengaku sangat khawatir, kalau sewaktu-waktu dirinya dipanggil sang Khaliq (meninggal). "Lalu siapa yang akan merawat cucu saya? Sebab, merawat anak lumpuh tidak mudah. Dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan. Saya selalu berdoa kepada Allah agar diberikan umur panjang," harapnya.

Baca Juga: Dampingi Jokowi Resmikan Smelter Freeport di Gresik, Pj Adhy Karyono Optimis Dongkrak Perekonomian

Nenek Simpen mengakui, sejak ditinggal suaminya, Bambang 10 tahun yang lalu, dirinya hidup sebatang kara. Sebab, ke-9 anaknya yang masih hidup dari 11 anak yang dimiliknya semua sudah pisah rumah. Mereka tinggal bersama istri dan anak-anaknya. Termasuk bapak dan ibu Fitri Eka, Bambang dan Umi.

Nenek Simpen mengaku ikhlas dan sabar merawat cucunya. Setiap pagi harus bangun lebih awal untuk menyiapkan air mandi dan membuatkan makan untuk cucunya. Dia sedikit pun tidak pernah mengeluh. Setelah semuanya siap Simpen baru membangunkan dan memandikan cucunya. Selanjutnya, memberinya makan lalu mengajak tidur, dan tidak jarang setiap waktu harus mengantikan popoknya.

"Itu memang saya lakukan sejak Fitri (cucunya) lahir sampai sekarang, setelah semuanya beres baru saya kerjakan yang lain," katanya.

Baca Juga: Kejari Gresik Periksa 8 Orang Buntut Dugaan Penyimpangan Beras CSR Desa Roomo

Alhamdulillah, tambah Nenek Simpen, meski dirinya berkehidupan serba kekurangan ditambah beban merawat cucunya lumpuh 13 tahun, cita-cita dia untuk bisa berkurban pada Hari Raya Idul Adha 1436 H, terkabul. "Alhamdulillah, saya hari raya kurban kemarin bisa berkurban dari hasil tabungan saya mencari rongsokan selama 5 tahun," pungkasnya. (hud/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Viral! Video Manusia Menikahi Kambing di Gresik, Bupati Mengecam: Jahiliyah!':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO