Terkait Aksi Boikot di Festival Reog Nasional 2015, Budayawan: DPRD dan Pj Bupati Ponorogo 'Bodoh'

PONOROGO, BANGSAONLINE.com - Aksi boikot Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Ponorogo yang merasa dilecehkan dengan penempatan tempat duduk di belakang para istri camat, dalam acara pembukaan Grebeg Suro dan Festival Reog Nasional XXII 2015, menuai kritikan dari sejumlah tokoh masyakarat.

Budayawan Ponorogo Santoso mengatakan, aksi boikot yang dilakukan anggota dewan dengan meninggalkan acara, merupakan tindakan yang kekanak-kanakan dan bodoh.

“Cuma masalah kecil saja langsung melakukan boikot. Itu tindakan yang kekanak-kanakan dan juga bodoh. Karena mereka merupakan wakil rakyat yang diundang pula secara resmi, serta acara ini merupakan even pesta rakyat Ponorogo yang digelar setiap tahun,” kata Santoso, Senin (12/10).

Santoso menambahkan, bahwa 'kebodohan' anggota dewan terlihat saat Rapat Paripurna yang seharusnya membahas Raperda Desa dan Aset Daerah untuk kepentingan rakyat, malah melenceng membahas kepentingan pribadi dan golongan, mengedepankan ego dan arogansi.

“Apalagi PJ Bupati Ir Maskur, malah meminta maaf atas kejadian ini. Itu juga merupakan suatu tindakan kebodohan. Seharusnya tidak perlu dilakukan, pasalnya acara ini merupakan acara budaya yang mengangkat, melestarikan kesenian khas Ponorogo yaitu Reog, serta memperkenalkan potensi wisata Ponrogo kepada masyarakat luar,” tambahnya.

Santoso mengatakan, sebagai institusi yang mempunyai etika dalam profesi, yang baik seharusnya para dewan melakukan hearing dengan intansi terkait yang mengurusi acara pembukaan Grebeg suro dan FRN XXII 2015. Setelah itu baru mengambil suatu keputusan bukan malah langsung melakukan boikot sehingga mencerminkan sebuah tindakan arogan. (pri/ays/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO