Produksi hingga 900 Speaker dalam Sebulan, Warga Desa Balenrejo ini Raup Omset Rp 200 Juta

Produksi hingga 900 Speaker dalam Sebulan, Warga Desa Balenrejo ini Raup Omset Rp 200 Juta BERKUALITAS: Syafa'at saat menunjukkan karyanya. foto: eky nurhadi/ BANGSAONLINE

BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Suara gemuruh mesin gerenda terdengar di telinga. Sesekali, alunan musik dengan keras juga menyapa saat wartawan BANGSAONLINE mengunjungi salah satu rumah di Desa Balenrejo, Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro, Minggu siang (27/3/16).

Rumah itu adalah milik Syafa'at (52). Dari luar, rumah dia mirip dengan rumah warga lainnnya, tidak ada tulisan ataupun papan nama khusus yang menunjukkan rumahnya merupakan pabrik barang tertentu. Tetapi, saat masuk ternyata di dalamnya terdapat beberapa ruangan seperti pabrik. Selain itu ada juga belasan karyawan yang sedang sibuk bekerja.

Baca Juga: Bosa Jasa: Solusi Urus Izin Usaha Mudah dari Rumah Saja

Di luar kota Bojonegoro, dia salah satu orang yang sangat terkenal. Bukan melalui jabatan ataupun pangkatnya yang tinggi, melainkan hanya melalui servisan speaker audio-nya atau orang desa menyebutnya "mik sound sistem".

"Alhamdulillah sudah kirim ke mana-mana (berbagai daerah,red). Yang datang langsung ke sini juga banyak," ujar Syafa'at kepada wartawan BANGSAONLINE di rumahnya.

Ia menceritakan, usaha sukses yang digeluti saat ini bermula pada tahun 1997 silam. Dahulu, dia bukan seorang servis speaker, melainkan servis segala macam barang elektronik. Ilmu elektronik itu bukan didapat dari bangku sekolah ataupun kursus, melainkan ia belajar secara otodidak.

Baca Juga: Hadiri Workshop Literasi dan Inklusi Keuangan, Pj Wali Kota Kediri Berikan Arahan kepada Pelaku UMKM

"Servis elektronik semakin lama saya rasakan kok semakin berat, sehingga saya memutuskan hanya menservis audio speaker," ceritanya.

Sekitar tiga tahun kemudian, ia nekat ganti menservis speaker. Saat itu juga ia langsung merekrut dua karyawan. Sebab, selain menservis dia juga memproduksi sendiri speaker berbagai jenis dan ukuran.

"Semakin lama semakin ramai (usahanya,red), ya Alhamdulillah," tutur pria lulusan MTS Attanwir, Talun, Sumberejo, Bojonegoro itu.

Baca Juga: Bulan Haji, Omzet Perajin Kotak Hantaran Limbah Kardus di Jombang Meningkat

Usahanya semakin ramai mulai tahun 2000. Banyak warga Bojonegoro maupun luar yang membeli speaker produksinya. Usahanya pun semakin moncer, dan menambah jumlah karyawan.

"Yang sudah beli maupun melakukan servis di sini hampir seluruh wilayah di Jawa Timur. Di Jawa Tengah seperti Sragen, Solo, Klaten, Kudus dan sekitarnya rata-rata speaker sound sistemnya dari sini," paparnya.

"Dalam sehari hampir 150 orang lebih yang menserviskan speakernya," sambungnya.

Baca Juga: Stikosa – AWS Siap jadi Konten Kreator bagi Pelaku Bisnis UMKM

Speaker produksinya itu berbagai jenis dan ukuran. Misalnya jenis tweeter, subwoofer dan middle. Harganya pun bervariasi, mulai yang berukuran 8 inci seharga Rp 250 ribu hingga yang ukuran 18 inci senilai Rp 1,5 juta. Sayangnya, speaker produksinya itu tidak ada mereknya, sehingga speaker hasil rakitannya itu biasa disebut "mik balen" (speaker dari Balen atau nama desanya).

"Di mana-mana terkenalnya ya begitu. Kalau saya kasih merek nanti malah kasihan sama pembelinya, karena otomatis harganya akan naik," ujarnya sambil bercanda.

Harga speaker produksi rumahan milik Syafa'at dengan yang dijual dipasaran tentu lebih murah. Terpautnya antara 200 hingga 400 ribu per buahnya. Namun, kualitas suaranya tidak kalah enak dengan yang dijual di pasaran. Ia 

Baca Juga: Seminar GPMN: Gus Heri Ajak Pemuda Berwirausaha, Gus Fawait Dorong Pemuda Berpolitik

Selain pembelinya dari berbagai wilayah di Jatim dan Jateng, ia juga sering melayani pembelian dari wilayah luar jawa. Misalnya dari Kalimantan dan Sumatera. Selain itu, setiap bulan ia juga menyuplai hampir 500 buah speaker di salah satu pabrik di Surabaya. "Setiap hari terkadang bisa memproduksi 10 sampai 30 speaker. Kalau sebulan hampir 800 sampai 900 lebih," jelasnya.

Tentu, produksi sebanyak itu tidak ia kerjakan secara sendirian. Melainkan dibantu 11 karyawan, juga istrinya bernama Khoiriyah (32) dalam hal catat-mencatat pesanan dan ratusan orang yang menserviskan speaker.

Ia menambahkan, selama ini dia tidak mengalami kesulitan dalam mencari bahan baku speaker. Ia mengaku dengan mudah mendapatkan besi rosokan dari pasar loak Surabaya untuk diproses menjadi speaker. Sedangkan untuk kertas atau daun speaker ia disuplai dari tiga sales.

Baca Juga: Riski Mubarok, Pemuda Asal Pamekasan ini Raup Jutaan Rupiah Lewat Bisnis Ikan Koi

"Sebulan saya harus membayar barang dari tiga sales itu senilai Rp 75 juta. Belum lagi bayar karyawan dan kebutuhan lainnya," jelasnya.

Meski demikian, dalam sebulan ternyata omset dari usahanya itu hampir mencapai Rp 200 juta lebih. Sehingga dari usahanya itu, selama ini ia mampu membeli tanah dan membangun rumah mewah.

"Pekerjaan itu bisa ditiru, tetapi rizki tidak bisa ditiru," pungkasnya sambil bercanda ramah. (nur/rev)

Baca Juga: Ikuti Pelatihan Kewirausahaan, Disabilitas Kota Kediri Siap Jadi Pengusaha Mandiri

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Komunitas Disabilitas Kota Pasuruan Raup Cuan dari Lampu Hias':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO