Jokowi Tetapkan 1 Juni Hari Lahir Pancasila, Kivlan: PKI Sudah Bangkit Dua Minggu Lalu

Jokowi Tetapkan 1 Juni Hari Lahir Pancasila, Kivlan: PKI Sudah Bangkit Dua Minggu Lalu Presiden RI, Joko Widodo menandatangani Surat Keputusan pada Peringatan Hari Lahirnya Pancasila dengan tema "Pidato Bung Karno 1 Juni 1945" di Gedung Merdeka, Bandung, Jawa Barat, 1 Juni 2016.

"Termasuk negara maju, saat ini sedang gelisah, saat ini mereka sedang galau, resah. Toleransi mereka terkoyak, solidaritas mereka terbelah, ketertiban sosial mereka terganggu," kata Presiden. Dia menyebut negara-negara itu 'terganggu terorisme, ekstrimisme dan radikalisme.'

"Mereka juga goyah dalam mengelola keberagaman dan perbedaan. Mereka sedang mencari referensi dalam menghadapi tantangan itu," papar Presiden.

Di tengah kegelisahan negara-negara dalam menghadapi tantangan dan tantangan baru, demikian presiden, "kita beruntung mempunyai Indonesia, Indonesia yang berbhineka tunggal ika, Indonesia yang beragam, tapi bisa menjaga toleransi dan kebhinekaan".

Dia lantas menekankan: "Indonesia yang bisa menjadi referensi negara lain. Dan itu bisa terjadi karena kita mempunyai Pancasila." Tepuk tangan kemudian membahana di ruangan.

Jokowi tak menyinggung kenyataan, bahwa selama beberapa waktu, Indonesia juga dilanda berbagai masalah terkait terorisme, radikalisme, dan intoleransi agama dan ideologi.

"Pancasila harus diamalkan. Pancasila harus menjadi ideologi yang bekerja. Pancasila harus dijaga kelanggengannya," ujar Presiden.

Di sisi lain, Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zein mengatakan dua minggu yang lalu telah dideklarasikan sebuah partai yang menamakan dirinya Partai Komunis Indonesia (), dan bermarkas di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat. Ditemui di sela-sela acara simposium tandingan anti- di Balai Kartini, Kivlan mengaku tak terkejut sedikitpun karena dirinya susah menyadari akan rencana kebangkitan ini sejak lama.

"Dua minggu lalu Partai Komunis Indonesia sudah berdiri. Pimpinannya namanya Wahyu Setiaji. Cari itu orang," ujar Kivlan di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Rabu (1/6).

Kivlan juga mengatakan yang kembali bangkit itu bahkan sudah memiliki struktur hingga tingkat daerah dan desa.

Hal ini disebutnya sebagai perwujudan dari apa yang disebut oleh DN Aidit puluhan tahun silam, bahwa mereka akan bangkit kembali saat keadaan negara dirasa cukup aman bagi mereka.

"DN Aidit 29 September 1965 bilang tarik senjata dan kita akan kembali lagi kalau kita sudah kuat," pungkasnya. (mer/det/tic/lan)

Sumber: merdeka.com/detik.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO