Tidak Kebagian Tiket Kapal, Ratusan Pemudik di Situbondo Terlantar di Pelabuhan Jangkar

Tidak Kebagian Tiket Kapal, Ratusan Pemudik di Situbondo Terlantar di Pelabuhan Jangkar Syaiful Bahri, pemudik yang tidak kebagian tiket bersama keluarganya. foto: MURSIDI/ BANGSAONLINE

SITUBONDO, BANGSANOLINE.com - Ratusan pemudik yang umumnya berasal dari Pulau Ra'as Kabupaten Sumenep Madura, tidak kebagian tiket pada arus mudik H-15 atau lima belas hari sebelum Idul Fitri. Akibatnya, mereka terlantar di pelabuhan.

Ratusan penumpang yang tidak kebagian tiket di pelabuhan Jangkar tujuan pulau Ra'as Kabupaten Sumenep Madura, akibat pihak pelabuhan membatasi jumlah Kapal Motor Penumpang (KMP) sesuai sertifikat kapal, yakni 116 orang dan 30 sepeda motor.

Baca Juga: Waspada Arus Balik PSK di Gunung Sampan, DPRD Situbondo Minta Satpol PP gencarkan Pengawasan

"Saya tiba di sini (pelabuhan, red) sejak hari Senin, nginap di sini mas. Ternyata saya juga tidak jadi berangkat menggunakan kapal fery karena tidak kebagian tiket," kata seorang calon penumpang asal Karopoh Raas, Syaiful Bahri, saat ditemui di Pelabuhan Jangkar, Selasa (21/6)

Ia menilai bahwa pemerintah tidak peka terhadap kondisi rakyat yang ada di bawah, dan cenderung membiarkan persoalan ini selalu terjadi setiap tahunnya, tanpa ada solusi. Menurut syaiful, seharusnya pada musim mudik seperti ini, pemerintah menambah kapal atau jadwal penyebrangan agar tidak ada kejadian calon penumpang yang tidak kebagian tiket hingga terlantar.

"Kami minta rute pelayaran Jangkar-Raas ditambah, Sebab jika tidak, kami dan ribuan masyarakat lainnya yang hendak lebaran di Raas jadi tertunda. Masak kita harus menunggu selasa depan mas untuk nyebrang," tuturnya

Baca Juga: Ulah Calo Meresahkan Penumpang di Pelabuhan Jangkar, Kapolres Situbondo Bakal Tindak Tegas

Pantauan BANGSAONLINE, sejak Senin (20/6) ratusan penumpang terlihat menunggu jadwal pelayaran rute Jangkar - Raas. Di antaranya dari mereka bahkan ada yang menginap di ruang tunggu pelabuhan. Saat pihak pelabuhan membuka penjualan tiket pelayaran, Selasa (21/6) pagi, ratusan calon penumpang yang sejak sehari sebelumnya menunggu itu langsung saling berdesakan untuk mendapatkan tiket.

Namun, pihak pelabuhan yang membatasi hanya 116 penumpang dan 30 sepeda motor membuat ratusan penumpang lainnya tidak kebagian tiket. Mereka pun terlihat emosi dan keleleran di sekitar Pelabuhan Jangkar. Untuk mengantisipasi hal tak diinginkan, sejumlah personel kepolisian disiagakan di lokasi pelabuhan.

"Syahbandar ini aneh, kapal besar (fery, Red) dibatasi 116, sementara kapal kayu muat 200 sampai 300 itu tetap diperbolehkan berangkat, padahal kapalnya lebih kecil dan lebih berbahaya. Saya minta satu hari ini segera ada solusi," pungkas Syaiful Bahri

Baca Juga: Respons Permintaan Bupati Sumenep, Kemenhub Sediakan Rute Baru ke Raas

Saat dikonfirmasi, pihak pelabuhan membenarkan adanya pembatasan jumlah penumpang KMP atau kapal feri rute pelabuhan Jangkar-Raas, Batasan ini dilakukan demi keselamatan penumpang selama pelayaran.

"Lonjakan penumpang saat ini di luar perkiraan. Biasanya peningkatan penumpang arus mudik baru terjadi pada H-7 lebaran mendatang. Ini kita masih berusaha mencarikan solusi," kata Kepala UPT Pelabuhan Jangkar Juni Dwi Hanggoro

Sementara menurut Nasan petugas Kantor Syahbandar Jangkar mengatakan pemberian surat persetujuan berlayar sudah sesuai sertifikat kapal feri tersebut. Karena sesuai sertifikat, kapal hanya memiliki kapasitas 116 penumpang tidak boleh lebih.

Baca Juga: Pastikan Aman dan Lancar, Gubernur Khofifah Pantau Langsung Arus Mudik Lebaran di Pelabuhan Jangkar

"Kami hanya melaksanakan tugas sesuai peraturan. Hal ini kita lakukan juga untuk keselamatan para penumpang. Jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan siapa yang akan bertangung jawab?" katanya. (stb1/had/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO