Polisi Fokus Buru Pelempar Batu Ustadz Ponpes Ahlusshofa wal Wafa

Polisi Fokus Buru Pelempar Batu Ustadz Ponpes Ahlusshofa wal Wafa Pos Jaga yang didirakan di jalan Sarirogo oleh Polsek Sidoarjo Kota

SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Insiden pelemparan batu ke arah mobil yang menewaskan Mohamad Mustofa Salufi tampaknya melecut polisi untuk lebih meningkatkan kinerja. Buktinya, petugas membangun pos penjagaan di Jalan Sarirogo, Sidoarjo, Sabtu (6/8). Letaknya bersebelahan dengan Balai Desa Sarirogo.

Kapolsek Sidoarjo Kota Kompol M Naufil Hartono menyatakan, pos akan dijaga petugas selama 24 jam. Dengan begitu, kondisi di sekitar tempat kejadian diharapkan menajdi lebih aman. “Nanti, ada anggota yang akan terus berjaga,” terangnya.

Naufil mengatakan, pos itu akan dijaga empat orang. Dalam bertugas, dua orang bakal bersifat mobile melakukan patroli. Meski begitu, selepas patroli mereka akan kembali ke pos. “Wilayah lain juga perlu dijaga. Namun, disini yang jadi atensi,” jelasnya.

Menurut dia, kasus pelemparan batu sebenarnya adalah fenomena baru. Meski, diakuinya kejadian yang menimpa Mustofa bukan yang pertama kali. “Sebenarnya yang marak adalah balap liar. Makanya, petugas yang jaga juga harus memastikan tidak ada lagi balapan,” ujarnya.

Disinggung upaya untuk memburu pelaku, Naufil menjelaskan sejauh ini pihaknya sudah melakukan penyelidikan. Untuk menangkap pelaku pelemparan, pihaknya dibantu personel polres. “Beberapa saksi sudah kami mintai keterangan. Baik yang ada di dalam mobil maupun warga yang saat itu ada di sekitar lokasi kejadian,” paparnya.

Mantan Kapolsek Wonocolo, Surabaya itu menerangkan, keterangan saksi bakal dicocokkan satu sama lain. Sejauh ini, pihaknya juga sudah mencurigai orang yang diduga sebagai pelaku pelemparan.

“Lidik sudah mengarah ke pelaku. Semoga saja hasilnya benar. Keterangan saksi akan menjadi penguat alat bukti,” katanya.

Secara terpisah, Kades Sarirogo Eko Prabowo merasa prihatin dengan kejadian pelemparan batu yang menimpa Mustofa. Terlebih, peristiwa itu terjadi di lingkungan desa yang dipimpinnya. Untuk mencegak kembali terjadinya hal serupa, pihaknya bakal menyiapkan antisipasi. Salah satunya dengan menggerakkan warga bergiliran berjaga malam. “Sudah tentu masyarakat menjadi terusik. Makanya, perlu upaya pencegahan,” ungkapnya.

Eko mengaku, dalam waktu dekat desa juga akan memasang closed circuit television (CCTV) di sepanjang Jalan Sarirogo. Menurutnya, kamera-kamera itu akan dipasang di tujuh titik yang dianggap rawan.

“Kami bekerja sama dengan polisi menyiapkan keamanan. Kejadian ini membuat nama desa tercemar,” lanjutnya.

Dia menyatakan, setidaknya sudah ada tiga kali kasus pelemparan batu di Jalan Sarirogo. Di dua insiden sebelumnya, tidak ada korban jiwa yang ditimbulkan. “Ini yang paling parah,” ucapnya.

Menurut dia, pada saat kejadian sebenarnya ada warga yang berusaha mengejar pelaku. Namun, warga kehilangan jejak saat melakukan pengejaran. “Semoga, dalam waktu pelakunya bisa ditangkap. Dengan begitu, masyarakat tidak takut melintas di Sarirogo,” harapnya.

Sementara itu, perwakilan korban Tri Sandhi Wibisono mengaku keluarga Mustofa sudah memaafkan pelaku pelemparan. Meski begitu, pihaknya tetap berharap polisi bisa segera menangkap dalang di balik peristiwa itu. “Harus cepat ditangkap pelakunya agar tidak meresahkan warga. Kami siap membantu dengan memberikan keterangan,” jelasnya.

Dia menyatakan, insiden pelemparan batu bukanlah yang pertama kali. Jadi, sudah seharusnya pelaku ditangkap dan diadili. “Kejadian itu secara otomatis membuat warga risau. Bagaimanapun juga pelaku harus ditemukan. Sebab, masyarakat Sidoarjo ingin hidup tentram tanpa teror seperti itu,” katanya.

Sebagaimana diberitakan, mobil Toyota Avanza bernopol L 1522 XV yang dikendarai Mustofa menabrak tiang penerangan jalan umum (PJU) di Jalan Raya Sarirogo. Kejadian itu bermula saat mobil korban dilempar batu paving oleh orang tidak dikenal. Batu tersebut mendarat tepat di kaca depan sebelah kanan dan mengenai kepala Mustofa. Mobil akhirnya oleng ke kiri dan menabrak tiang PJU. Saksi mengatakan, pelaku berboncengan dengan motor.

Setelah menjalani perawatan intensif di RSUD Sidoarjo, Mustofa pada akhirnya meninggal dunia Jumat (5/8). Selama ini, Mustofa dikenal sebagai orang yang baik. Dia adalah salah satu ustad di Ponpes Ahlusshofa Walwafa Wonoayu yang dibina KH Nizam As Shofa.

Saat pemakaman, ratusan orang datang ke rumah duka di Dusun Prumpon, Desa Suruh Sukodono. Tidak sedikit dari mereka yang menitikkan air mata. Semua merasa sangat kehilangan.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO