Telur Asin Rasa Udang Kebonsari Sidoarjo, Tembus Pasar Mancanegara

Telur Asin Rasa Udang Kebonsari Sidoarjo, Tembus Pasar Mancanegara kemasan telur asin berasa ikan. foto:rizki alfian/BANGSAONLINE

SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Telur asin Kebonsari Sidoarjo, memang berbeda dengan telur asin produk manapun. Sebab memiliki banyak rasa. Mulai rasa udang, salmon, kepiting. Bahkan saat ini dieksperimen untuk menghadirkan telur asin rasa gingseng.Telur asin ini sudah tembus pasar Thailand dan Jepang.

Memang kampung Kebonsari, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo, dikenal sebagai kampung bebek. Hampir semua warganya menjadi peternak bebek. Maka, untuk bahan baku telur asin dipastikan tidak akan kekurangan.

Baca Juga: Bosa Jasa: Solusi Urus Izin Usaha Mudah dari Rumah Saja

Desa Kebonsari, Kecamatan Candi sendiri, berjarak 8 km dari Alun-alun Sidoarjo. Desa ini dapat dijangkau melalui Jalan Lingkar Timur Sidoarjo, yang letaknya persis belakang Kantor PJR Candi. Terdapat Gapura Penanda Kampung Bebek, sehingga pelanggan tinggal menelusuri jalan karena sudah ada papan untuk produsen telur asin.

Sulaiman sedang mengemas telur asinnya. Tak berbaju. santai tapi upayanya sukses. foto: rizki alfian

Baca Juga: Hadiri Workshop Literasi dan Inklusi Keuangan, Pj Wali Kota Kediri Berikan Arahan kepada Pelaku UMKM

Adalah sang pioner, UD Adon Jaya, milik Sulaiman (59), warga Kebonsari RT05/RW01, yang memulai memasarkan dan bereksperimen telur asin berbagai rasa.

Sulaiman yang hanya tamatan SMP ini, mengawali sebagai peternak bebek, sama seperti tetangga sedesanya.

Namun, dia tak puas hanya dengan berjualan telur asin masir. Dia pun bereksperimen untuk menemukan telur asin berasa lain. Maka, hadirlah telur asin rasa kepiting, salmon dan udang.

Baca Juga: Khofifah Promosikan Kuliner Jatim: Ini Masakan Khas Madura, Sidoarjo, Jombang, dan ...

Dia menjaga resepnya. Namun, para tetangganya pun akhirnya memroduksi hal yang sama. Sulaiman kini bereksperimen untuk menghadirkan telur asin rasa tanaman toga. Khususnya gingseng.

Sulaiman (59) adalah salah satu diantara produsen telur aneka rasa di desanya yang dinamai UD Adon Jaya. Pria lulusan SMP ini berhasil mengolah telur asin dengan berbagai rasa yakni dengan rasa udang, kepiting, dan ikan Salmon.

Ide rasa ini muncul setelah melakukan kerja sama dengan nelayan yang juga sahabatnya. Kini dirinya juga sedang mencoba untuk menciptakan telur asin Herbal dengan rasa Ginseng, akar alang-alang, daun jambu batu, dan daun salam.

Baca Juga: Pecel Bek Kasih di Petilasan Sri Aji Joyoboyo Kediri Bertahan sejak 1970, Simak Kisah Uniknya

Dirinya juga seorang peternak. Dia memelihara 1.500 ekor bebek yang dapat menghasilkan kurang lebih 800 telur pe rharinya.

Untuk telur berasa, dia memasang harga 1 butir telur seharga Rp 4.000,dan Rp 15.000 untuk 4 butir telur, atau Rp 35.000 untuk 10 butir telur dengan aneka rasa.

“Telur asin ini sudah saya kirim hampir ke seluruh Indonesia. Yang sering biasanya Medan, Bandung, Jakarta, dan sebagian besar kawasan Jawa Timur. Kalau di luar negeri, saya sudah mampu menembus pasar Jepang dan Thailand,” lanjut dia.

Baca Juga: Mengintip Proses Produksi JAILS, Produk Unggulan Hasil Pembinaan Napi di Lapas Serang

Dari hasil jualannya ini, Sulaiman meraup omzet sebesar Rp 36 juta per bulan.

Untuk masalah pembuatan dari telur asin aneka rasa ini sama, hanya beda dalam pemberian rasanya.

“Sebelum dihaluskan, sebaiknya batu bata dibakar lebih dahulu, supaya telur asin tidak mudah berjamur. Telur asin sudah siap dikonsumsi setelah diperam selama tujuh sampai 10 hari.”

Baca Juga: Ini 10 Rekomendasi Kuliner dan Tempat Wisata di Medan

“Nah, setelah itu, telur harus direbus lagi dalam larutan berisi rasa yang diinginkan. Salah satu contohnya adalah pemberian minyak ikan salmon selama 4 jam. Kemudian, diakhiri dengan proses pematangan akhir. Ada tiga cara pematangan akhir, yaitu udang dengan direbus, kepiting dengan dioven dan ikan salmon yang digoreng. Cara pematangan ini menentukan daya tahan masing-masing telur asin.Misalnya, telur yang digoreng hanya tahan 15 hari, sedangkan telur yang dioven dan direbus bisa tahan 20 hari,” ujarnya.

Namun, dia tak menunjukkan ramuan resepnya secara detail. Bahkan untuk melihat rumah produksinya pun dicegah, dengan alasan banyak orang kerja.

Adapun telur asin rasa salmon dibungkus dengan kertas minyak berwarna perak. Sementara telur asin rasa kepiting dibungkus kertas minyak warna pink. Sedangkan rasa udang kulit telurnya berwarna sawo matang.

Baca Juga: Kuliner Khas Sidoarjo yang Wajib Dicoba

Selain untuk memperindah tampilan kertas juga berfungsi menyerap minyak yang menempel pada kulit luar telur. Serta menyediakan dus untuk kemasan luarnya sehingga terlihat rapi.(rizki alfian/UTM)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mulai dari 10 Ribu, Warung Omahe Dewe di Kediri Sediakan Masakan Khas Pedesaan':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO