Sambut Libur Akhir Tahun, Banyuwangi Siapkan Pelayanan Terbaik Wisatawan

Sambut Libur Akhir Tahun, Banyuwangi Siapkan Pelayanan Terbaik Wisatawan

BANYUWANGI, BANGSAONLINE.com - Sebentar lagi liburan akhir tahun yang bertepatan dengan natal dan tahun baru akan tiba. Pada momen ini jumlah wisatawan yang datang ke Banyuwangi diprediksi bakal meningkat tajam.

Untuk menjamin pelayanan terbaik bagi para wisatawan selama musim liburan tersebut, Dinas Pariwisata dan Budaya (Disbudpar) mengumpulkan para pelaku wisata, Kamis (17/11).

Baca Juga: Pemkot Kediri Studi Tiru Layanan Aduan 112 dan SP4N LAPOR! ke Pemkab Banyuwangi

Acara ini dihadiri oleh Perhimpunan Hotel dan Restaurant Indonesia (PHRI), Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), Paguyuban Usaha Tempat Rekreasi (Putri), dan pelaku wisata lainnya.

Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Banyuwangi, MY Bramuda mengatakan, pada masa liburan Natal dan tahun baru, wisatawan yang berkunjung ke Banyuwangi dipastikan akan mengalami lonjakan tajam. Karena itu pemerintah kabupaten Banyuwangi ingin memastikan, jika semua stakeholder pariwisata bisa memberikan pelayanan terbaiknya bagi semua wisatawan yang akan datang.

“Selain pelayanan terbaik, kami juga meminta agar para pelaku wisata bisa memperhatian masalah kenyamanan dan kebersihan lokasi wisata maupun hotel masing-masing. Kami ingin para wisatawan mendapatkan kesan terbaik selama berada di Banyuwangi,” ujar Bramuda.

Baca Juga: Bupati Banyuwangi Gelar Halalbihalal Bersama Ribuan Pegawai Pemerintah

Selain itu, Bramuda juga menekankan masalah keamanan bagi para pengunjung wisata. Dia meminta agar pengelola wisata bisa memberikan jaminan kemanan bagi setiap wiatawan. "Kami juga minta agar para pelaku usaha juga memberikan asuransi pada pengunjung," kata Bramuda.

Bramuda mengatakan peningkatan pengunjung di liburan akhir tahun, biasanya mulai terasa pada 23 Desember. Biasanya peningkatan jumlah wisatawan rata-rata sebanyak 50 persen. Bahkan di dua destinasi wisata favorit Kawah Gunung Ijen dan Pantai Pulau Merah, bisa mencapai 400-500 persen.

"Di Ijen dan Pulau Merah bisa meningkat 400-500 persen. Sedangkan obyek wisata lainnya meningkat 50 persen. Ijen misalnya, dari 1000 pengunjung di hari biasa bisa mencapai 4000 hingga 5000 pengunjung di masa long weekend," kata Bramuda.

Baca Juga: Dongkrak Pencatatan KI Komunal, Kemenkumham Gandeng Pemkab Banyuwangi-Dewan Kesenian Blambangan

Pada momen tersebut secara khusus Bramuda juga meminta agar para pemuda desa yang tergabung dalam Pokdarwis bisa mempersiapkan diri untuk menyambut liburan panjang Natal dan tahun baru ini. Ini karena, Pemerintah Banyuwangi juga mengembangkan ekowisata berbasis desa.

Desa-desa dengan potensi unik kini terus dikembangkan. Karena pengembangan ekowisata berbasis desa, berbanding lurus dengan peningkatan ekonomi masyarakat di desa. Bramuda mengatakan, desa-desa di Banyuwangi kini terus berinovasi menjadi potensi wisata. Taman Sari, Songgon, Gombengsari, Banjar, Kemiren, dan desa-desa lainnya menjadi desa dengan atraksi wisata yang unik.

Tamansari sebagai desa penyangga Kawah Gunung Ijen yang menjadi destinasi favorit, layak dikunjungi dengan potensi kerajinan belerang, seruni, dan madu. Dekat dengan Tamansari, terdapat Desa Banjar yang dikenal penghasil aren (gula merah) dengan banyak kuliner khas aren. Jadi sebelum ke Ijen, layak untuk berpetualang di desa-desa itu.

Baca Juga: PTPN dan KAI Gelar Program "Relawan Bhakti BUMN"

Selain itu, yang layak dikunjungi adalah Songgon. Kawasan wisata Karo, Songgon, Banyuwangi kini mulai ramai dibicarakan. Di tempat ini dikenal dengan wisata hutan pinusnya. Tempat ini menjadi favorit untuk selfie, dengan nuansa hijau pinus, nuansa kian nyentrik dengan banyak rumah pohon, camping, dan bergelantungan di pinus.

Tidak hanya pinusnya, di Songgon juga ada tempat bagi penikmat arung jeram. Di Desa Sumber Bulu, Songgon ada tempat untuk arung jeram di sungai yang dikenal Kali Badeng. Dengan menggunakan ban, menelusuri sungai atau yang dikena dengan tubing atau body rafting .

Bagi penikmat kopi rakyat dan adventure, bisa mencoba tantangan Gombengsari. Desa ini dikenal sebagai Kampung Kopi. Pemandangan kebun kopi rakyat terhampar di desa ini. Hampir setiap rumah memiliki pohon kopi. Desa ini terkenal dengan kopi robustanya. Selain robusta, juga ada kopi konoga, togosari dan lainnya.

Baca Juga: Gubernur Khofifah Usulkan Relokasi Huntap di Atas Lahan PTPN XII Bagi Korban Banjir Banyuwangi

"Di desa ini menyediakan paket-paket wisata. Wisatawan akan disuguhkan suasana pedesaan, spot-spot wisata alam dan edukasi," kata Bramuda. Selain kopi, pengunjung juga bisa melihat langsung budidaya dan pengolahan susu kambing Etawa Tidak hanya kambing, traveller juga diajak melihat peternakan ayam bekisar.

Setelah makan siang di hutan pinus, traveller diajak menjajaki wisata alam hingga peninggalan Belanda dengan berjalan kaki. Ada air terjun yang tidak terlalu tinggi. Pengunjung bisa duduk di salah satu batunya. ‎ Bramuda mengatakan, pemerintah terus mendorong desa-desa untuk mengembangkan potensi wisata. Pemerintah terus memberikan edukasi pada masyarakat desa dengan memberikan pelatihan-pelatihan.

”Masyarakat sebenarnya telah memiliki modal besar. Selain potensi wisatanya, modal utama mereka adalah keramahan,” kata Bramuda. Pemerintah juga bekerja sama dengan agen-agen wisata untuk menyediakan paket-paket wisata menuju ekowisata berbasis desa. (bwi/dur)

Baca Juga: Kurangi Kemiskinan, Dinas PU CKPP Banyuwangi Bedah 30 Unit RTLH

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO