Potret Keluarga Tasri di Tuban, Korban Pembunuhan di Puncak Permai Surabaya

Potret Keluarga Tasri di Tuban, Korban Pembunuhan di Puncak Permai Surabaya Beginilah keadaan rumah Tasri, korban pembunuhan di Perumahan Elit Permai Surabaya. foto: AHMAD/ BANGSAONLINE

TUBAN, BANGSAONLINE.com - Kasus pembunuhan yang menimpa Tasri, pembantu rumah tangga (PRT) di Jl Puncak Permai 1/33, Surabaya pada Sabtu (1/4) lalu meninggalkan duka mendalam bagi keluarga korban.

BANGSAONLINE.com yang mendatangi kediamannya di Dusun Krajan, Desa Margorejo, Kecamatan Parengan Kabupaten , Selasa (4/4), mendapati rumah korban yang berukuran 4x6 meter hanya beralas tanah liat. Selain itu, dinding-dinding samping rumah pun hanya terbuat dari bambu reot sehingga banyak lubang.

Baca Juga: Polres Tuban Geledah Dua Rumah Warga, Dicurigai Jadi Tempat Peredaran Narkoba

"Ya begini rumah lek Sri," ujar Sulastri (41), keponakan Sri kepada BANGSAONLINE.com.

Tasri, atau biasa disapa Sri, meninggalkan 3 orang anak, yakni Sampurni (22), Semi (18) dan Warnadi (14). Sedangkan, suami Sri sendiri tidak diketahui keberadaannya hingga sampai saat ini. Sehingga, ia menjadi tulang punggung keluarga.

"Suami lek Sri sudah pergi gak tau ke mana," ceritanya.

Baca Juga: Kades Mlangi Tuban Diperiksa Polisi Terkait Perusakan Rumah Warga

Kata Sulastri, Sri merupakan sosok orang yang lugu. "Lek Sri itu orangnya pendiam, utun dan wedinan, (Bibi Sri orangnya pendiam, pendiriannya kuat, dan penakut, Red)," ujarnya dengan bahasa Jawa.

Lastri bercerita, awalnya Sri diajak bekerja oleh tetangga desa yang kebetulan saat itu juga kerja sebagai PRT di perumahan Jl. Puncak permai, Surabaya. Bahkan, sebelumnya anak korban, Semi juga pernah bekerja di perumahan tersebut. Terhitung, Sri sudah 8 bulan bekerja di rumah yang diketahui milik Simon itu.

"Selama ini komunikasi hanya lewat telepon, itu pun menggunakan hp milik temannya kerja, namanya mbak Emi. Rumahnya ya juga Parengan," ungkap Sulastri

Baca Juga: Pemkab Tuban Dapat Hibah Pesawat TNI AL

Sementara anak korban, Sampurni, Warnasi dan Semi mengaku tidak mempunyai firasat apapun sebelum kejadian tragis itu menimpa ibunya, Sabtu lalu.

"Tidak ada, mboten wonten nopo-nope (tidak ada, tidak ada apa apa)," kata anak korban yang bernama Warnadi saat duduk di kursi tamu.

"Semoga pembunuh Mak segera tertangkap," harap Warnadi. (ahm/wan/rev)

Baca Juga: Diduga Rusak Bangunan, Pemdes Mlangi Dilaporkan Warga ke Polisi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Perahu Penyeberangan Tenggelam di Bengawan Solo, Belasan Warga Dilaporkan Hilang':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO