Sisi Religius Ali Mashar, Kepala SKK Migas Jabanusa: Bekerja Sekeras Apapun, Jangan Lupa Berdoa

Sisi Religius Ali Mashar, Kepala SKK Migas Jabanusa: Bekerja Sekeras Apapun, Jangan Lupa Berdoa Ali Mashar, Kepala SKK Migas Jabanusa.

"Anda boleh bekerja sekeras, segigih, dan sekuat apapun. Tapi percayalah, Anda harus tetap berdoa dan memasrahkan hasilnya kepada Yang Maha Khalik. Sebab, Dia-lah yang menentukan sukses atau gagalnya pekerjaan kita."

PESAN religius di atas bukan keluar dari seorang alim ulama, pendeta, atau rohaniawan, melainkan dari seorang Ali Mashar, Kepala Jabanusa. Mungkin terdengar klasik. Tapi nilai-nilai inilah yang diyakini, dialami, dan dipraktikkan orang nomor satu di Satuan Kerja Khusus (SKK) Migas Jabanusa tersebut. Berikut wawancara khusus wartawan HARIAN BANGSA (HB) Zahrotul Maidah dengan Ali Mashar (AM) beberapa waktu yang lalu.

Baca Juga: Pemkab Pamekasan dan Petronas North Ketapang Sosialisasikan Rencana Survei Migas

HB:Assalamu’alaikum Pak. (Salam singkat saya dalam mengawali wawancara ternyata dijawab dengan lengkap dan sangat fasih dalam pengucapan)

AM: Waalaikumssalam warahmatullahi wabarakatuh.

HB: Apa filosofi hidup Bapak?

Baca Juga: SKK Migas Apresiasi Peran Media terhadap Industri Hulu Migas

AM: Selalu ikhtiar dan berdoa.

HB: Lebih jelasnya Pak?

AM: Anda boleh bekerja sekeras, segigih, dan sekuat apapun. Tapi percayalah, Anda harus tetap berdoa dan memasrahkan hasilnya kepada Yang Maha Khalik. Sebab, Dia-lah yang menentukan sukses atau gagalnya pekerjaan kita.

Baca Juga: Bupati Gresik Resmikan TPS3R di Desa Manyarejo

HB: Hal itu diimplemetasikan dalam memimpin Jabanusa?

AM: Memang itu yang saya lakukan dan saya percaya. Hasilnya saya rasakan juga. Kiat saya, ya berdoa dan bertanggung jawab dalam setiap apa yang saya kerjakan. Saya percaya, Anda boleh jorjoran bekerja, tapi harus tetap berdoa dan mengembalikannya kepada Yang di Atas. Sebab, Dia-lah yang mengambil keputusan.

HB:Obsesi apa yang belum tercapai?

Baca Juga: SKK Migas Gelar Pre IOG SCM & NCB Summit 2024, ini yang Dibahas

AM: Yang jelas, saya ingin terus meningkatkan hubungan saya dengan sesama manusia dan juga dengan Allah.

Ketika kita menunaikan salat itu niatkan sebagai bentuk syukur karena begitu banyak rahmat yang kita dapatkan dari Allah dalam kehidupan ini. Jangan menganggap salat sebagai beban.

HB: Olahraga dengan gerakan salat 5 waktu?

Baca Juga: Jadestone Energy (Lemang) Pte. Ltd. Lakukan Pengaliran Gas Perdana

AM: Bagi saya, gerakan salat itu merupakan olahraga yang berpengaruh terhadap kesehatan kalau dilakukan dengan sungguh-sungguh dan benar, karena anggota tubuh bergerak, terutama saat sujud dan duduk tahiyat awal maupun akhir.

HB:Lebih rincinya Pak?

AM: Saat sujud dengan meletakkan jari-jari tangan atau telapak tangan di samping lutut menyebabkan bukan saja otot-otot akan menjadi besar dan kuat, akan tetapi juga menyebabkan pembuluh darah nadi (arteri) dan pembuluh balik (venae) serta pembuluh getah bening (lympha) akan terpijat atau terurut. Sehingga, peredaran darah dan getah bening jadi menjadi lancar di dalam anggota badan.

Baca Juga: SKK Migas Tetapkan Standarisasi Pengukuran CO2 pada Program CCS/CCUS

Sikap sujud yang sempurna, dapat membantu pekerjaan jantung dan menghindarkan mengerasnya dinding-dinding pembuluh darah (arterio sclerosis).

Pada sikap duduk iftirasy sebenarnya kita duduk dengan otot otot pangkal paha yang di dalamnya terdapat salah satu syaraf pangkal paha besar (nervus ischadus) di atas kedua tumit kaki kita. Tumit kaki tersebut dilapisi oleh sebuah otot (musculus triceps surae) yang berfungsi sebagai bantal. Maka dengan demikian tumit menekan kepada otot-otot pangkal paha serta syaraf pangkal paha yang besar. Sehingga syaraf pangkal paha tersebut terpijat. Pijatan atau urutan tersebut dapat menghindarkan atau menyembuhkan suatu penyakit syaraf pangkal paha (neuralgia) dan pembuluh darah pada daerah pirenium menjadi besar dan lebih kuat.

HB: Keuntungan lainnya Pak?

Baca Juga: Di IOG SCM Summit 2024, Pj Gubernur Jatim Tekankan Pentingnya Manajemen Rantai Pasok

AM: Dalam sikap duduk tawarruk di mana tumit kaki kiri dan tumit kaki kanan menekan pada pangkal paha sebelah kanan serta jari-jari kiri kanan berdiri di atas lantai.

Keuntungan duduk tawarruk besar sekali dalam kesehatan tubuh, antara lain dapat menghindari penyakit wasir, menghindari kelenjar alat kelamin laki laki mengeras, dapat mengurangi liang dubur tersembul keluar (prolopsusrecti) atau rahim tersembul keluar (prolopsus uteri).

HB: Ketika berbicara agama, Bapak sangat paham betul. Bisa diceritakan riwayat pendidikannya Pak?

Baca Juga: SKK Migas-PHE WMO Gelontorkan 1.000 Paket Sembako untuk Korban Banjir di Bangkalan

AM: Saya oleh orang tua diajari agama sejak kecil.Begitu lulus Madrasah Ibtidaiyah (MI), saya dikirim ayah saya ke pondok pesantren hingga lulus Sekolah Menengah Atas (SMA). Dengan mondok, saya benar-benar sangat gemar membaca Alquran dan untuk memahaminya.

HB: Setelah itu Bapak?

AM: Begitu lulus SMA, saya melanjutkan pendidikan ke Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAIN) Jakarta. Walaupun sudah tidak mondok lagi, namun kebiasaan membaca Alquran ini benar-benar melekat di hati saya hingga kini.

Ali Mashar sendiri saat ini tinggal di Jakarta. Meski tempat kerja ada di Surabaya, pria kelahiran tahun 1964 ini tiap akhir pekan selalu menyempatkan untuk pulang berkumpul bersama keluarga terrcinta. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO