Terkontaminasi Bakteri, Penyebab Keracunan Massal di Doko Blitar

Terkontaminasi Bakteri, Penyebab Keracunan Massal di Doko Blitar

BLITAR, BANGSAONLINE.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Blitar memastikan penyebab keracunan massal acara aqiqah di Kecamatan Doko, karena makanan terkontaminasi bakteri. Hal itu diketahui pasca Dinkes setempat melakukan tes bakteorologi pasa feses korban keracunan.

Kepala Bidang Pencegahan Pemberatasan Penyakit Dinkes Kabupaten Blitar, Krisna Yekti mengatakan, setidaknya ada dua jenis bakteri berbahaya yang ditemukan dalam tes bakteorologi. Di antaranya bakteri Salmonela dan Staphylococcus, yang menjadi pengebab utama gangguan pencernaan

"Kami sudah melakukan tes bakteorologi maupun tes kimia. Hasilnya tidak ditemukan kandungan bahan kimia pada makanan yang disantap para korban, melainkan justru terdapat bakteri yang menyebabkan gangguan pencernaan," papar Krisna Yekti, Minggu (11/3).

Menurut dia, dugaan sementara bakteri itu bisa berada pada makanan akibat proses pengolahan makanan kurang higienis. Karena masyarakat pada umumnya belum benar-benar paham tentang higensanitasi makanan. "Apalagi makanan itu diolah beramai-ramai. Tidak semua orang tau higienitas makanan. Terutama dari bahan baku yang digunakan yang biasanya sudah ada beberapa yang membusuk," jelasnya.

Ia menambahkan untuk mengantisipasi kejadian serupa, pihaknya akan rutin berkoordinasi dengan pihak terkait untuk melakukan penyuluhan. Khususnya di daerah yang selama ini sering terjadi kasus keracunan massal.

"Pemilihan bahan baku harus betul-betul diperhatikan. Terkadang ada bahan baku yang sudah busuk, misalnya cabai tidak terlalu diperhatikan karena mungkin yang busuk hanya satu hingga dua biji saja, namun sebenarnya hal itu sudah bisa mendatangkan bakteri," paparnya.

Diberitakan sebelumnya, 72 Warga Dusun Jatiroto, Desa Slorok, Doko, menjadi korban keracunan makanan acara aqiqoh, Kamis (15/2). Mereka mengalami gejala keracunan seperti mual, muntah, dan diare. Bahkan 10 di antaranya harus mendapatkan perawatan intensif di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi karena kondisinya menurun. (ina/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO