Hanya sekitar empat jam saja, Esti bertahan menahan rasa sakit. Anak pertama dari pasangan Sugeng Supriyanto (54) dan Wi’an Ika Anggraini (43) ini akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya.
Derasnya ombak dan masih adanya gempa susulan, membuat proses evakuasi jenazah dari Pulai Gili Trawangan menuju Kota Mataram harus menunggu hingga keesokan harinya.
“Alhamdulilah jam 9-an ditolong polisi langsung dinaikkan kapal boat menuju tanjung,” tambah Ria.
Setibanya di Mataram, jenazah Esti sempat dilarika ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Nusa Tenggara Barat. Setelah itu, Jenazah langsung langsung dibawa ke Pasuruan menggunakan mobil Ambulan dari Lazismu.
“Alhamdulilah diparingi lancar, estafet tiga kali mobil ambulannya di Masjid sampai Pasuruan,” ujar Wi’an, Ibu korban.
Wi’an menambahkan, komunikasi terakhir kepada Esti pagi hari saat update status dan waktu istirahat pukul 14.10 WIB. Tidak ada firasat sebelumnya jika anak gadisnya akan menjadi korban gempa Lombok.
“Pas pagi update status saya komentari Alhamdulilah, terus siangnya saya ingatkan jangan lupa makan siang,” pungkasnya. (afa/dur)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News