Kapolri, Panglima TNI, dan Menkes RI Kunjungi Korban Gempa di Lombok

Kapolri, Panglima TNI, dan Menkes RI Kunjungi Korban Gempa di Lombok Kapolri, Panglima TNI dan Menkes saat memberikan keterangan persnya.

9. Memerintahkan kepada Basarnas untuk mengerahkan semua alat berat yang ada.

Tak lupa, panglima TNI mengucapkan terima kasih kepada semua stakeholder terkait karena tanpa adanya bantuan dari rekan-rekan semua upaya penanggulangan bencana ini tidak akan dapat berjalan dengan cepat dan lancar.

Kapolri Jenderal Pol Prof. H. M. Tito Karnavian., Ph.D dalam arahannya menyampaikan kepada Tim Pusdokes Polri dan Tim DVI Polri yang terlibat pendataan korban dilakukan dengan pengambilan sampel post mortem sebelum dikuburkan agar keluarganya tidak melakukan pembongkaran makam.

Kemudian datakan korban yang telah ditemukan dalam keadaan selamat maupun meninggal agar bantuan dapat tepat sasaran. TNI-Polri siap memback up sepenuhnya, inventarisasi bangunan yang rusak dan nantinya Polri akan menambahkan anggotanya untuk menambah perkuatan.

Dalam arahannya Kapolri juga menambahkan bahwa akan terus bekerja sama dengan stakeholder terkait agar terus mengirimkan pasokan makanan dan kebutuhan lainnya yang diperlukan.

Sementara itu, atas kesigapan TNI-POLRI dan Menteri Kesehatan, Tuan Guru Bajang (TGB) selaku Gubernur NTB dan seluruh masyarakat NTB menyampaikan rasa terima kasih atas perhatian yang telah diberikan.

TGB menjelaskan bahwa hingga saat ini terdapat 3 kecamatan yang belum dapat dievakuasi dengan tingkat kerusakan paling berat karena paling dekat dengan sumber gempa yaitu Gangga, Kayangan dan Bayan, karena masih menunggu alat berat ekskavator, bantuan personel evakuasi dan set up lokasi penampungan.

Hal lain yang cukup mengkhawatirkan yaitu, wabah diare yang sudah mulai menjangkiti para warga di penampungan sehingga keberadaan MCK (Mandi, Cuci, Kakus) di 3 Kecamatan tersebut sangatlah dibutuhkan. TGB berharap minggu depan sudah dapat memasuki tahap rekonstruksi.

Menteri Kesehatan Prof. Dr. Nila Djuwita Faried Anfasa Moeloek, SpM dalam arahannya menyampaikan bahwa luka yang paling banyak dialami oleh korban adalah patah tulang dan keberadaan KRI Soeharso sangat membantu dalam pelaksanaan operasi di atas kapal. Selain itu, dalam proses penyembuhan terhadap korban bencana alam perlu adanya metode trauma healing.

Setelah memberikan arahan seluruh rombongan meninjau tenda pengungsian, ruang operasi, ruang rawat dan trauma healing. Rombongan melanjutkan dengan meninjau Polsek Gangga, Polres Lombok Utara untuk meninjau dapur umum dan kondisi bangunan Polsek.

Usai peninjauan, rombongan bertolak ke KRI Soeharso menggunakan helikopter untuk meninjau rumah sakit apung dan korban gempa dan dilanjutkan dengan peninjauan jalur udara. Kemudian rangkaian kegiatan diakhiri dengan mengunjungi korban gempa di rumah sakit Daerah Provinsi NTB dan kembali menuju Jakarta. (ana/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO