Peringati HUT ke-73, TNI AL Kibarkan Merah Putih di Perbatasan Indonesia-Malaysia

Peringati HUT ke-73, TNI AL Kibarkan Merah Putih di Perbatasan Indonesia-Malaysia

AMBALAT, BANGSAONLINE.com - Memperingati ke-73 tahun 2018, Komandan Lanal Nunukan, Letkol Laut (P) M. Machri Mokoagow, M.Tr.Hanla, melaksanakan pergantian bendera Merah Putih di Mercusuar Karang Unarang, Jumat (5/10). 

Dengan menggunakan KAL Ambalat I-13-45 dan 1 Unit Sea Rider, ti menuju mercusuar yang terletak di Perairan Ambalat tidak jauh dari Perairan Sipadan Ligitan yang berbatasan langsung dengan Malaysia

Danlanal Nunukan mengaku, tujuan dari pergantian bendera tersebut adalah untuk menimbulkan kebanggaan dan mengobarkan semangat juang para prajurit di perbatasan RI - Malaysia. Sebagai Satgas Garda Nusa 18 yang bertugas menjaga wilayah perbatasan laut, maupun Satgas Gawi Manuntung 18 yang bertugas menjaga wilayah perbatasan darat.

"Suar Karang Unarang di Perairan Ambalat merupakan salah satu bukti sejarah perjuangan TNI AL dalam mempertahankan dan menjaga Kedaulatan NKRI. Oleh karena itu, dalam moment bersejarah bersamaan dengan Hari Ulang Tahun TNI ke-73 dilaksanakan pergantian bendera Merah Putih agar tetap Merah dan Putih berkibar kokoh di perairan perbatasan RI-Malaysia. Serta menjadi motivasi bagi Prajurit yang berdinas lansung di Perbatasan agar jiwa militansi dalam menjaga kedaulatan NKRI", tegas Mackri.

Pada awalnya Karang Unarang hanya muncul pada saat air laut surut. Saat air laut surut pada posisi terendah, ketinggian karang hanya mencapai 30 cm. Pemerintah Indonesia kemudian membangun suar permanen di Karang Unarang terhitung mulai tanggal 21 Februari 2005 sampai dengan 14 April 2005. Fondasi bangunan Mercusuar berukuran 45 x 45 meter, ketinggian 80 meter, yang dapat dilihat dari jarak 10 Mil.

Karena pembangunan Mercusuar Karang Unarang sering mendapat ancaman dari Pihak AL Malaysia. Bahkan pernah sekali waktu para pekerja didatangi dan diintimidasi oleh pihak Tentara Laut Malaysia dan Police Marine Malaysia dengan menggunakan Kapal perang dan Kapal Patroli Malaysia.

Melihat hal tersebut, selanjutnya proses pembangunan Mercusuar Karang Unarang mendapat pengawalan dari TNI AL dengan menggunakan KRI atau kapal perang Indonesia.

Kopaska Ancam Potong Jangkar Kapal Malaysia 

Pada saat itu, Kapal patroli TNI AL, KRI Tedong Naga-819 yang mengawal proses pembangunan Suar Karang Unarang langsung melaksanakan penjagaan. Salah satu personel Pasukan Katak TNI AL (Kopaska) Serka Ismail meminta izin kepada Komandan KRI dan Dantim Kopaska Lettu Laut (E) Berny Hunsam untuk mengusir kedua Kapal Malaysia.

Permintaan ini diizinkan dengan syarat pengusiran dilaksanakan tanpa menggunakan senjata. Serka Ismail dengan ditemani dua rekannya, Serda Muhadi dan Kelasi Satu Yuli Sungkono lalu bergegas hanya dibekali sebuah perahu karet, bergerak mendekati Kapal Patroli Malaysia. 

Agar aksinya tidak menimbulkan kekerasan dengan pihak Malaysia, Serka Ismail mengemudikan perahu karet dengan kecepatan tinggi. Ia sengaja membuat pergerakan manuver zig-zag.

Tanpa basa-basi prajurit terlatih TNI AL itu mendobrak pintu kapal Malaysia yang di dalamnya ada seorang ABK yang justru ketakutan mendengar bentakan Serka Ismail saat menanyakan keberadaan komandan kapal. Serka Ismail bahkan membentak ABK yang bersiap menembakkan meriam. 

Tidak lama, Komandan kapal pun menghampiri Serka Ismail. Ia dan ABK lainnya tak sadar atas kemunculan Serka Ismail yang muncul secara tiba-tiba.

Sang Komandan kapal dibuat khawatir atas aksinya yang mengganggu ketenteraman dan keamanan laut NKRI. 

"Mengapa lego jangkar di sini dan sedang apa kamu di sini?” tegas Ismail pada Komandan kapal Malaysia.

"Baiklah kalau begitu, saya turun dari kapal ini, segera pergi dari wilayah ini. Kalau tidak, jangkar akan saya putuskan!” bentak Serka Ismail. (*/ian)

Sumber: *Dispen Koarmada II

Lihat juga video '​Koarmada II Gelar Vaksinasi Massal 20 ribu Dosis di Nganjuk':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO