Ratusan Warga Jombang Terima Telur Busuk dalam Paket BPNT​

Ratusan Warga Jombang Terima Telur Busuk dalam Paket BPNT​ Beberapa warga penerima, seperti Siti Nutavia (39), curiga dan mengecek kondisi telur dengan memecah satu butir telur.

JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Paket telur busuk dan tak layak konsumsi pada paket program Bantuan Pangan Non Tunai () kembali ditemukan warga di Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Setelah dijumpai di Kecamatan Bareng, keberadaan telur busuk pada paket program ditemukan di Desa Morosunggingan, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang.

Akibatnya, pihak pemerintah desa setempat membatalkan pembagian paket yang digelar di Balai Desa Morosunggingan, Minggu (25/11/2018). Pihak pemerintah desa akan mengembalikan paket tersebut ke pemasok PT Pertani, melalui pendamping program.

Kepala Seksi Pemerintahan Desa Morosunggingan, Suyanto, mengungkapkan, paket telur dan beras untuk sekitar 300 orang keluarga penerima manfaat (KPM) program tersebut datang di balai desa setempat, Kamis lalu (22/11/2018).

Oleh pihak desa kemudian dibagikan Minggu pagi (25/11/2018). Masing-masing KPM menerima paket berupa 20 butir telur dan 5 kilogram beras. 

Satu per satu warga penerima dipanggil dan menerima jatahnya. Namun baru beberapa orang mengambil paket telur dan beras, tercium bau busuk dari paket telur.

Beberapa warga penerima, seperti Siti Nutavia (39), curiga dan mengecek kondisi telur dengan memecah satu butir telur. Begitu telur dipecah, bau busuk langsung menyengat hidung.

Bahkan beberapa warga sempat muntah-muntah tak tahan bau telur busuk tadi. Tak hanya busuk, beberapa telur bahkan sudah dikerubuti belatung. "Ini keterlaluan, masa telur busuk dibagikan ke kami," kata Siti.

Mendapati hal tersebut, Siti Nutavia bergegas mengembalikan paket telur yang diterimanya ke pihak desa. Dia meminta ganti dengan paket telur yang kondisinya dirasa relatif bagus, minimal tidak berbau busuk.

Ternyata tak hanya Siti Nutavia yang ketahuan menerima telur dalam kondisi busuk. Beberapa warga yang lain juga mengalami hal serupa, dan mengembalikannya ke pihak desa.

Mengetahui itu, pihak desa dengan persetujuan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) setempat langsung menghentikan pembagian paket .

"Terpaksa kami hentikan, karena kondisi telur jelas tak layak konsumsi. Kami akan meminta ganti ke pemasok melalui pendamping. Sayangnya pendamping program ini malah tidak datang hari ini," kata Suyanto.

Suyanto memperkirakan terdapat sekitar 60 persen dari total 300-an paket telur yang kondisinya tak layak konsumsi. "Tadi cukup banyak KPM yang mengembalikan jatah paketnya," pungkas Suyanto. (ony/rev)

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO