Proyek Lapangan Futsal Senilai Rp 1 Miliar di Wonokerto Mangkrak Ditelantarkan Kontraktor

Proyek Lapangan Futsal Senilai Rp 1 Miliar di Wonokerto Mangkrak Ditelantarkan Kontraktor Agus Bashori menunjukkan besi proyek pengerjaan lapangan futsal di Desa Wonokerto Kecamatan Dukun yang diduga tak sesuai bestek. foto: SYUHUD/ BANGSAONLINE

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Proyek fisik bermasalah di Kabupaten Gresik terus bermunculan. Kali ini, proyek pembangunan lapangan futsal di Desa Wonokerto, Kecamatan Dukun yang bermasalah.

Sebab, proyek senilai Rp 1,017 miliar dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI yang bersumber dari APBN tahun 2018 ini dibiarkan mangkrak. CV. Anindya Karya selaku kontraktor pelaksana meninggalkan pekerjaan dalam kondisi proyek belum rampung.

Baca Juga: Jaga Ketersediaan Air, JITUT di Desa Pandu Gresik Direvitalisasi

Akibatnya, proyek pengerjaan lapangan futsal yang diperuntukkan untuk fasilitas olahraga pondok pesantren (Ponpes) Bumi Aswaja di Desa Wonokerto, Kecamatan Dukun, tersebut tak bisa dimanfaatkan.

Pantauan di lapangan, sarana olahraga itu kondisinya sangat memprihatinkan. Sisa-sisa proyek seperti kawat dan besi proyek berserakan. Pemasangan beberapa paving juga terlihat tak rapi.

Selain belum selesai, beberapa titik bangunan yang terbuat dari besi kondisinya sudah berkarat. Bahkan jika hujan turun, atap bagian sisi utara lapangan sudah bocor.

Baca Juga: Pembangunan TPST Ditolak Warga Sidomukti, Dewan Panggil Kepala DLH Gresik

Mangkraknya proyek pembangunan lapangan futsal dibenarkan pengawas proyek Agus Bashori. "Sesuai surat perintah kerja (SPK) lama pekerjaan 59 hari," tuturnya Minggu (13/1/2018). "Pelaksana (proyek, red) informasinya orang Semarang," lanjutnya.

Menurut Agus, proyek tersebut dikerjakan oleh CV. Anindya Karya sejak 6 November hingga 31 Desember 2018. Namun, hingga jatuh tempo pada 31 Desember, proyek tak juga rampung. Sedangkan pelakasana pekerjaan sudah terlihat. "Bahkan, hingga sekarang tak ada pekerjaan lagi. Padahal, proyek lapangan itu belum selesai. Pagar pembatas sisi Utara dan Selatan juga belum dikerjakan," jelasnya.

Agus menceritakan, dari awal proyek tersebut terlihat janggal. Misalnya, saat pengecoran bagian bawah, seharusnya proyek itu memakai besi ukuran 8 mm, namun pihak kontraktor hanya memakai besi ukuran 5 mm.

Baca Juga: Kerusakan Jalan Banjarsari-Kedanyang Akhirnya Diperbaiki

Selain pada besi, dalam pemasangan kanopi atas, beberapa besi sudah berkarat. Juga pada bagian bawah, sebelum pengecoran yang seharusnya diberi pasir dan batu (sirtu) setinggi 30 centimeter, namun pada pelaksanaannya pemberian sirtu tak lebih dari 5 centimeter.

"Padhal sudah kami, ingatkan tapi selalu tak diindahkan. Kontraktornya tak menanggapi teguran saya. Proyek ini belum sebulan loh, tapi sudah begini rusak semua," keluhnya.

Selaku pengawas proyek, Agus mengaku pihaknya belum pernah melakukan pertemuan dengan pemilik CV. Anindya Karya. "Saya hanya ketemu ketua pelaksana proyek. Dia juga hanya datang beberapa waktu saat minta tanda tangan progres pengerjaan," ungkapnya.

Baca Juga: Jembatan Tenggor Mandek, Anggota DPRD Gresik: Kadis PU Jangan Mau Didikte Kontraktor, Harus Tegas

Agus menilai, sarana olahraga yang bernilai Rp 1,017 miliar tersebut seharusnya sangat bagus. "Tapi lapangan futsal ini kok begini? Tak sesuai dengan rencana angaran dan belanja (RAB)," pungkasnya.

Sementara pihak pelaksana pembangunan futsal dari CV. Anindya Karya hingga berita ini diturunkan belum bisa dimintai klarifikasi soal pekerjaan lapangan futsal yang dibiarkan mangkrak tersebut. (hud/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO