BLITAR, BANGSAONLINE.com - Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Blitar bersama dengan Badan Hisab Rukyat (BHR) se-wilayah Eks Karesidenan Kediri melakukan Rukyatul Hilal penentuan 1 Syawal 1440 Hijriah di Bukit Banjarsari, Wonotirto, Senin (3/6/2019).
Hasilnya, selama pengamatan diketahui Hilal tak terlihat dari Bukit Banjarsari.
BACA JUGA:
- Eksotisme Telasen Topak atau Lebaran Ketupat, Hari Raya-nya Puasa Sunnah Syawal
- Mbah Benu Minta Maaf, Bukan Telepon Allah, Netizen: Ngawur Mbah
- Lebaran Tinggal Hitungan Hari, Ini Tips Berhijab Bagi yang Punya Pipi Tembem
- Jelang Arus Mudik Lebaran 2024, DPRD Kabupaten Blitar Minta Perbaikan Jalan Berlubang Jadi Prioritas
Saiful Ali anggota Badan Hisab Rukyat (BHR) Kabupaten Blitar mengatakan posisi Hilal masih di bawah ufuk.
Menurut dia, Hilal ada yang negatif dan ada yang positif. Jika positif Hilal berada di atas ufuk. Karena Hilal tidak terbit, melainkan tertinggal oleh tenggelamnya matahari. Ketika Hilal tenggelam setelah matahari tenggelam, maka saat itu dipastikan ada tanggal baru. Namun jika Hilal tenggelam ketika matahari masih nampak, dipastikan posisi hilal masih berada di bawah ufuk.
"Saat ini tinggi hilal -0°26. Sementara Hilal tenggelam pukul 17.20 WIB. Padahal matahari tenggelam pukul 17.22 nah ini tidak mungkin dirukyat karena Hilal sudah tenggelam matahari masih nampak," ungkap Saiful Ali.
Sementara Kepala Kemenag Kabupaten Blitar Suhadi mengatakan Bukit Banjarsari merupakan salah satu dari 150 titik di Indonesia yang digunakan untuk melihat Hilal, sebagai referensi sidang Isbat Kementerian Agama RI.
"Hasil ini akan langsung kami laporkan ke Kemenag RI sebagai referensi sidang Isbat karena Bukit Banjarsari Kabupaten Blitar ini merupakan satu dari 150 titik di seluruh Indonesia yang digunakan untuk lokasi Rukyatul Hilal," terang Suhadi. (ina/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News