"Berikutnya kita berharap segera bagaimana ada single data dari produksi garam nasional berapa, lalu data impor garam kita berapa. Karena produksi garam kita ini besar, sampai 9,420 ribu ton dari Madura ini," tegas Khofifah.
Harapannya dengan adanya single data, ada keterbukaan data garam. Kalaupun ada impor garam, harapannya tidak melebihi selisih antara kapasitas produksi garam nasional dengan kebutuhan garam nasional.
Terkait kualitas garam dari Madura, ditegaskan Khofifah bahwa kualitas kandungan NaCl sudah tinggi. Garam Madura ini setelah dicek di laboratorium kandungan NaCl-nya sudah 97 persen.
Bahkan garam yang sudah diinisiasi oleh PT Garam kandungan NaCl nya sudah 99 persen. Artinya garam lokal khususnya Madura sudah cukup layak masuk garam industri. Karenanya, Khofifah berharap agar inisiasi garam untuk industri bisa dilakukan di Madura.
Sementara itu Direktur Operasi PT Garam Hartono mengatakan bahwa berdasarkan rapat terbatas tersebut pihaknya siap melakukan penyerapan garam petani.
"PT Garam memang ada penugasan penyerapan garam petani. Kita dapat dana penyertaan modal negara (PNM) tahun 2015 yang sudah kita lakukan untuk penyerapan di tahun 2016 hingga skearang," kata Hartono.
Namun sayangnya garam hasil penyerapan PT Garam hingga sekarang masih ada di gudang. Lantaran pihak PT Garam tidak bisa menjual kembali akibat harga beli garam dari petani terlalu tinggi. Namun saat ini harga pasar sedang rendah.
"Tahun ini kita tetap menyerap, kita akan manfaatkan sisa dana PMN dari tahun lalu," imbuh Hartono. (mdr/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News