Drama Kolosal Komandan Welut Putih Ditampilkan Alun-alun Kota Jember, Peringati HUT TNI ke-74

Drama Kolosal Komandan Welut Putih Ditampilkan Alun-alun Kota Jember, Peringati HUT TNI ke-74 Suasana drama kolosal Komandan Welut Putih di Alun-alun Kota Jember dalam perayaan HUT TNI ke-74.

JEMBER, BANGSAONLINE.com - Ide cerita drama kolosal Komandan Welut Putih dalam perayaan HUT TNI ke-74 ditampilkan Alun-alun Kota , Jawa Timur, Sabtu (5/10/2019). Persiapannya selama 15 hari. Drama kolosal tersebut sengaja mengangkat kisah asli para pahlawan lokal agar dapatnya menjadi informasi edukatif bagi masyarakat.

Sutradara drama kolosal itu Dani Hendarto, berharap melalui kegiatan ini, para pahlawan yang belum diketahui kiprah dan jasanya bisa dipertimbangkan menjadi pahlawan nasional karena perjuangan dan kegigihannya untuk mempertahankan NKRI.

Baca Juga: HUT Ke-79 TNI di Surabaya, Pangkoarmada II: Transformasi TNI Menuju Kekuatan Pertahanan Modern

"Saya dihubungi Brigif tanggal 20 bulan kemarin (September). Kurang lebih 15 sampai 20 harian untuk persiapan drama kolosal ini," kata Dani saat dikonfirmasi wartawan usai penampilan drama kolosal.

Kolaborasi drama kolosal ini juga melibatkan rekan-rekan difabel. "Sangat kita apresiasi dan merupakan pembelajaran mental bagi kita semua. Bahwa antara penyandang disabilitas dan kita itu sama, dan mempunyai kelebihan masing-masing," ungkapnya.

Baca Juga: HUT Ke-79, Khofifah: Profesionalisme TNI dalam Menjaga Proses Demokrasi RI Teruji dan Terbukti

"Terkait alasan mengangkat tema pahlawan lokal asli , ide ini muncul karena ingin memberikan efek edukasi, dan sebagai informasi bahwa di juga banyak pahlawan," ujarnya.

Baca Juga: Kuatkan Sinergitas, Polresta Sidoarjo Beri Kejutan Bawa Tumpeng dan Kue untuk HUT TNI Ke-79

Menurut pria yang cinta dengan theater sejak SMA itu, Letnan Suyitman mendapat gelar pahlawan dari masyarakat di Ambulu yang mengetahui perjuangannya. "Memang background-nya tentara. Makam di Ambulu dan kemudian dipindah di Tanggul," ungkapnya.

Karena sebelumnya, jenazah pahlawan ini akan dimanfaatkan untuk menakut-nakuti penduduk agar rasa percaya dirinya hilang. "Untuk memanipulasi Belanda, di atas makam diberi bangkai hewan. Karena saat itu mencari bagian tubuh Suyitman untuk menakut-nakuti warga sekitar," pungkasnya. (jbr1/yud/rev)

Baca Juga: Peringati HUT TNI ke-79, Kodim Ngawi Gelar Lomba PBB Pelajar SMP dan SMA

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Nekat Ritual di Laut, 10 Warga Jember Meninggal Tersapu Ombak':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO