Sebut Surabaya Miliki Konsep Luar Biasa, Menteri PPA Siap Adopsi ke Nasional

Sebut Surabaya Miliki Konsep Luar Biasa, Menteri PPA Siap Adopsi ke Nasional Wali Kota Risma saat memberikan cinderamata kepada Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang Darmawati. foto: ist

“Mereka masih punya waktu 16 jam, kami punya banyak sekali program di luar sekolah. Kami punya komunitas tari, musik, karate yang sering tampil. Anak-anak memang harus dikasih kesibukan. Kalau nganggur, pengaruh rusak itu sangat besar sekali,” ujarnya.

Berbagai fasilitas telah disediakan oleh untuk mendukung anak-anak Surabaya menyalurkan kegiatan positif di luar jam sekolah tersebut. Di antaranya, ratusan lapangan olahraga, taman kota, serta 1.400 perpustakaan yang tersebar di seluruh wilayah Kota Surabaya.

Dalam audiensi itu, Presiden UCLG Aspac ini juga memaparkan keberhasilan Kota Surabaya dalam membangun program pemberdayaan perempuan, salah satunya melalui Pahlawan Ekonomi (PE). Ia mengakui, program tersebut berdiri lantaran sejak awal menjabat wali kota, ia menemukan 20 persen warga miskin.

Seusai mendengar paparan dari Wali Kota Risma, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), I Gusti Ayu Bintang Darmawati tampak terkagum-tagum dan mengapresiasi setinggi-tingginya. Menurutnya, Kota Surabaya mempunyai konsep yang sangat luar biasa, khususnya terkait pemenuhan hak anak dan pemberdayaan perempuan.

“Saya sebagai orang baru di kementerian ini kagum dengan Surabaya yang mempunyai konsep luar biasa. Di sini (Surabaya, red) lengkap, dengan PE serta pemenuhan hak anak. Anak-anak disekolahkan dan dikembangkan potensinya seperti di Kampung Anak Negeri,” kata Menteri PPPA.

Maka dari itu, pihaknya mengakui bakal mengadopsi dan mereplikasikan program yang telah berjalan di Surabaya untuk daerah lain di seluruh wilayah Indonesia. “Ini pola yang bisa kami adop, kami replikasikan untuk daerah lain di Indonesia,” terangnya.

Tidak hanya itu, Menteri PPPA juga mengapresiasi bagaimana kecepatan dan ketanggapan Risma dalam menyelesaikan masalah kekerasan yang terjadi pada perempuan dan anak-anak. Seperti upaya pencegahan tindak pelecehan pada anak melalui tes psikologi. Hal ini menurutnya bisa menjadi pilot project. (ian/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO