BANGSAONLINE.com - Perdana Menteri Timor Leste Taur Matan Ruak mengirimkan surat pengunduran diri kepada Presiden Francisco Guterres, karena koalisi politik yang dibangunnya tak jalan, bahkan memunculkan ketidakstabilan politik baru.
Perdana Menteri Timor-Leste Taur Matan Ruak telah mengirim surat pengunduran diri kepada presiden, setelah jatuhnya sebuah koalisi yang mendukungnya di parlemen. "Saya telah mengirim surat [pengunduran diri] kepada presiden," kata Taur Matan Ruak kepada wartawan setelah bertemu Presiden Francisco Guterres, Selasa.
BACA JUGA:
- Overstay 148 Hari, Imigrasi Malang Deportasi Warga Timor Leste
- Petrokimia Gresik Dukung Kemajuan Pertanian di Timor Leste
- Kesemek Glowing asal Kota Batu, Mulai Diminati Masyarakat Indonesia Hingga Mancanegara
- Ratusan Wisudawan Universitas Harvard Walk Out, Protes 13 Mahasiswa Tak Lulus karena Bela Palestina
Dia mengatakan siap untuk tetap menjabat sampai pengunduran dirinya diterima, agar kegiatan pemerintah tetap jalan.
Ruak telah memimpin koalisi politik bernama Aliansi Mayoritas untuk Kemajuan, yang meliputi partainya, Partai Pembebasan Populer, CNRT, dipimpin oleh mantan pemimpin Timor Leste Xanana Gusmão, dan partai pemuda, Khunto.
Dalam beberapa minggu terakhir, koalisi diguncang krisis politik setelah pemerintah koalisi gagal untuk lulus anggarannya bulan lalu, meskipun memiliki mayoritas.
Sebuah pukulan terhadap Ruak, partai CNRT Gusmão, abstain untuk memilih RUU tersebut. Menurut Inside Story, hal inilah yang membuat Ruak mengumumkan akhir dari aliansi politik mereka.
Kegagalan untuk lulus anggaran menyebabkan masalah keuangan yang signifikan bagi negara, dengan program baru dan peningkatan anggaran menteri dilarang, sehingga pemerintah harus mengandalkan perpanjangan bulanan anggaran 2019-nya.
Klik Berita Selanjutnya