​Koran HARIAN BANGSA Berusia 20 Tahun, Tua Apa Muda?

​Koran HARIAN BANGSA Berusia 20 Tahun, Tua Apa Muda? M Mas'ud Adnan. Foto: HARIAN BANGSA

Oleh: M Mas’ud Adnan

HARIAN BANGSA terbit edisi perdana pada 1 Maret 2000. Berarti kini berusia 20 tahun. Usia yang bisa disebut muda, tapi juga tua. Kenapa? Karena -koran besar umumnya berusia ratusan tahun. Lihat saja The Guardian. Inggris. beraliran kiri itu kini berusia 198 tahun. Terbit perdana 5 Mei 1821.

Atau The Wall Street Journal. Amerika Serikat (AS). Surat kabar internasional berpusat di New York City, New York AS. Surat kabar yang sangat berpengaruh itu terbit edisi perdana 8 Juli 1889.

Kita geser ke Asia. South China Morning Post (SCMP). Hongkong. berbahasa Inggris itu terbit edisi perdana 6 November 1903.

Tapi kenapa disebut tua? Sukses perusahaan tak kenal waktu. Kadang sukses dalam jangka 10 tahun. Bahkan 5 tahun. Tapi kadang sukses setelah 20 tahun. Atau setelah 30 tahun.

Usia bukan ukuran mutlak. Contohnya USA Today. AS ini didirikan 15 September 1982. Tapi oplahnya menyalip The Wall Street Journal. yang lebih tua. Bahkan USA Today jadi terbesar oplahnya. Meliputi 50 negara bagian di AS.

Perusahaan penuh misteri. Bahkan banyak surat kabar besar tiba-tiba bangkrut. Tak terbit. Apalagi baru. Kadang terbit satu tahun. Setelah itu mati. Tak terbit. Bahkan banyak yang terbit langsung mati.

Alhamdulillah. HARIAN BANGSA pada usia 20 tahun tetap eksis. Bahkan insyaallah semakin berkembang. Ini tentu berkat pembaca. Terutama pelanggan setia dan mitra usaha: pemasang iklan dan advertorial.

(M Mas'ud Adnan memberi santunan para anak yatim pada HUT HARIAN BANGSA. Foto: HARIAN BANGSA)

Yang menyentuh hati, banyak pelanggan HARIAN BANGSA mulai edisi perdana hingga sekarang tetap setia. “Kwitansi pembayaran HARIAN BANGSA edisi perdana masih ada. Masih saya simpan,” tutur seorang kiai hafidz (hafal Qur’an) kepada saya. Subhanallah. Maturnuwun sanget kiai.

Hasil poling menyebutkan, pembaca HARIAN BANGSA rata-rata suka membaca Rubrik Tafsir Al-Quran Aktual yang diasuh Dr Ahmad Musta'in Syafii, M.Ag dari Pesantren Tebuireng Jombang dan Tanya Jawab  Islam yang diasuh Prof Dr Imam Ghazali Said, MA, pengasuh Pesantren Mahasiswa An-Nur Wonoclo Surabaya.

(M Mas'ud Adnan melayani makan anak yatim pada HUT ke-15 HARIAN BANGSA. Foto: HARIAN BANGSA.)   

Tentu juga berkat sahabat-sahabat wartawan-karyawan. Saya kagum. Wartawan-karyawan HARIAN BANGSA sangat ulet dan tangguh. Mereka inilah yang selama ini berjibaku. Bekerja keras. Menghidupkan perusahaan. Dengan guyub. Penuh kebersamaan dan kekeluargaan.

Saya kadang tafakkur. Mereka di kantor seperti keluarga. Tiap hari makan bersama. Karyawati masak, disajikan kepada semua karyawan-wartawan. Termasuk saya. Apalagi banyak yang puasa. Biayanya dipotong gaji. Seikhlasnya. Termasuk gaji saya.

Kami juga sepakat bersedekah rutin. Tiap Jumat. Membagi nasi bungkus. Kepada para fakir miskin: tukang becak, kuli, dan lainnya.

Bukan hanya itu. Kami juga menabung. Untuk santunan para anak yatim. Dan ini kami lakukan sudah bertahun-tahun. Pada HUT HARIAN BANGSA, menyantuni anak yatim jadi salah satu agenda utama.

Dari mana uangnya? Dari para pembaca! Dari pelanggan! Dari pemasang iklan atau advertorial HARIAN BANGSA ! Kok bisa?

Begini. Pembaca membayar uang langganan HARIAN BANGSA. Tiap bulan. Mitra usaha membayar uang iklan dan advertorial. Juga tiap bulan. Kadang ada yang bayar kontan.

Nah, semua uang itu diproses di bagian keuangan. Dari hasil keuntungan itu kami sisihkan sebagian: untuk santunan anak yatim dan fakir miskin. Tiap Jumat pagi. Berarti, para pembaca, pelanggan dan pemasang iklan atau advertorial otomatis ikut bersedekah. Tiap Jumat.

Memang, sedekah kami, sedekah HARIAN BANGSA adalah sedekah para pembaca dan pemasang iklan juga. Dan itu saya niati sebagai pimpinan. Jadi, sedekah itu saya niati: sedekah para pimpinan, semua karyawan HARIAN BANGSA dan para pembaca serta pemasang iklan. Wallahua’lam bisshawab.

M Mas’ud Adnan adalah pendiri HARIAN BANGSA yang kini Komisaris Utama 

Lihat juga video 'Setahun Tak Ada Kabar, Korban Longsor di Desa Ngetos Nganjuk Tagih Janji Relokasi':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO