Derita Warga Miskin Asal Sekapuk, Tak Bisa Bayar Biaya Berobat di RSUD Ibnu Sina Gresik

Derita Warga Miskin Asal Sekapuk, Tak Bisa Bayar Biaya Berobat di RSUD Ibnu Sina Gresik Husna Faiqoh sedang ditemani ibunya (Khotimah) dan Kepala YDSF Gresik Aries Munandar, saat menjalani perawatan di RSUD Ibnu Sina. foto: ist

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Ternyata masih banyak masyarakat miskin di Kabupaten Gresik yang lepas dari perhatian pemerintah. Khusnul Khotimah (57), misalnya. Seorang janda yang tinggal bersama anaknya di Desa Sekapuk, Kecamatan Ujungpangkah ini harus mondar mandir mencari pinjaman untuk membayar biaya berobat anaknya, Husna Faiqoh (14), di RSUD Ibnu Sina.

Khusnul Khotimah, yang tinggal di kamar kos bulanan di wilayah RT 03 RW 5 Desa Sekapuk, Kecamatan Ujungpangkah ini akhirnya ditolong oleh YDSF Gresik untuk membayar biaya berobat anaknya.

Baca Juga: 3,5 Tahun Pimpin Gresik, Gus Yani-Bu Min Sukses Turunkan Kemiskinan hingga Angka Terendah

Khusnul Khotimah mengungkapkan, selain tak bisa membayar biaya berobat anaknya, ia juga sudah nunggak pembayaran uang kos selama 4 bulan dan belum punya uang untuk membayar.

Ia kemudian menceritakan awal mula anaknya harus dirawat di RSUD Ibnu Sina, rumah sakit plat merah milik Pemkab Gresik itu. Awalnya, sang putri oleh dokter didiagnosa menderita penyakit polip abdomen atau pembengkakan di usus.

Untuk biaya berobat, ia harus bekerja serabutan sebagai tukang kredit pakaian. Namun, dari hasil pekerjaannya itu tak cukup untuk membayar biaya berobat sebagai pasien umum. 

Baca Juga: Bupati Gresik Resmikan Gedung Instalasi Pelayanan Kanker Terpadu RSUD Ibnu Sina

"Saya tak punya kartu BPJS. Makanya, untuk berobat anak saya sebagai pasien umum," ungkapnya mengawali ceritanya kepada wartawan dengan linangan air mata, Minggu (10/5).

Ia mengaku sudah mendatangi beberapa rumah sakit untuk berobat, namun karena penghasilan yang hanya tukang kredit baju dan tidak punya kartu BPJS, sehingga hanya dirawat beberapa hari. "Saya putuskan untuk rawat jalan karena tak punya biaya berobat," jelasnya.

Sebenarnya saat berobat di RSUD Ibnu Sina, ia pernah digratiskan karena tak memiliki biaya, dan tak punya kartu BPJS. "Kami dibantu Pak Maftukan (Wadir Ibnu Sina) biaya pengobatan anak kami, dan digratiskan saat itu," ungkapnya.

Baca Juga: Proyek Gedung Rawat Jalan Terpadu dan Diagnostic Center RSUD Ibnu Sina Gresik Tahap I Rampung

Namun, untuk berobat terakhir saat anaknya masuk UGD RSUD Ibnu Sina,  murni sebagai pasien biasa (umum) tanpa BPJS. "Sehingga, ketika kami diberi tahu boleh pulang, kami masih bingung cari pinjaman untuk membayar biaya. Dan untungnya kami ketemu dengan petugas dari YDSF Gresik. Akhirnya, kami dibantu biaya berobat," urainya.

Khusnul Khotimah bercerita, sebelum indekos di Desa Sekapuk, Kecamatan Ujungpangkah, ia bersama suami H. Ali Mustajab dan anaknya, tinggal di Jalan Opas 6/8 Perumahan PPS Manyar. Pada tahun 2015 suaminya meninggal setelah terkena penyakit komplikasi.

"Rumah terpaksa kami jual untuk biaya berobat suami. Kemudian kami tinggal di kos-kosan," akunya.

Baca Juga: Baliho Caleg Timpa Warga hingga Masuk RS, PDIP Gresik Tanggung Jawab, Instruksikan Cek Ulang APK

Sementara Kepala YDSF Gresik Aries Munandar membenarkan telah membantu biaya berobat Husna Faiqoh di RSUD Ibnu Sina, anak dari Khusnul Khotimah. Saat itu, Khusnul Khotimah memang sempat bertandang ke YDSF Gresik dan mengutarakan, lagi kesulitan uang untuk membayar biaya berobat anaknya.

"Lembaga kami menerima zakat dan sedekah dari masyarakat. Kami hanya ikut membantu menyalurkan kepada yang berhak, termasuk Ny. Khusnul Khotimah yang membutuhkan," kata Aries. (hud/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO