Halal Bihalal dengan BI, Wali Kota Kediri Minta Masukan untuk Recovery Ekonomi

Halal Bihalal dengan BI, Wali Kota Kediri Minta Masukan untuk Recovery Ekonomi Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar (tengah) saat mengikuti halal bihalal dengan Bank Indonesia secara virtual. (foto: ist.)

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini telah mengubah kebiasaan masyarakat saat berlebaran. Kegiatan halal bihalal yang biasa dilakukan dengan bertatap muka, kini dilakukan secara online. Seperti hari ini, Selasa (2/6) bertempat di Command Center Balai Kota Kediri, Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengikuti halal bihalal secara online yang digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri.

Halal bihalal ini juga diikuti oleh seluruh kepala daerah, forkopimda, dan perbankan di wilayah kerja KPw. Selain bersilaturahim, dalam halal bihalal ini kepala daerah yang berada di wilayah kerja KPw memberikan pesan dan harapan secara bergantian.

Baca Juga: Lewat FinFest 2024, OJK dan Pemkot Kediri Terus Tingkatkan Literasi Keuangan Masyarakat

Pada kesempatan ini Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengungkapkan bahwa Kota Kediri sedang menyesuaikan dan beradaptasi. Serta sedikit demi sedikit menggerakkan perekonomian di Kota Kediri.

"Sebelum new normal kita sudah mulai adaptasi. Karena saat ini banyak sekali pengusaha-pengusaha yang mengaku pada bulan-bulan kedua dan ketiga ini mulai makan aset, sedangkan yang bulan pertama itu makan tabungan," kata Mas Abu, sapaan Wali Kota Kediri itu.

Artinya, sudah mulai rugi. Mereka sudah mulai angkat tangan terkait keadaan yang seperti ini. Namun demikian, pihaknya tetap menyarankan ke mereka untuk tidak mem-PHK karyawan.

Baca Juga: Juli 2024, Sektor Jasa Keuangan di Wilker OJK Kediri Terjaga dan Stabil

"Lalu yang kita lakukan di saat ini adalah menyesuaikan, kita juga mengetatkan masalah protokol kesehatan. Boleh buka, tapi mall atau toko lalu tempat makan itu kapasitasnya 50 persen dari keadaan normal," tambah wali kota.

Selain pengetatan protokol kesehatan, menurutnya, Kota Kediri juga melakukan kampanye penggunaan masker dan pola hidup sehat. Apalagi saat ini di Kota Kediri banyak kasus orang tanpa gejala (OTG).

“Saat ini kalau dideteksi, kasus positif di Kota Kediri ada 45 dan lebih dari separuhnya adalah OTG. Saya khawatir OTG ini bisa menularkan ke yang lain. Ini yang membuat Kota Kediri mencari cara agar disiplin masalah protokol kesehatan dan ekonomi bisa berputar sedikit-sedikit,” tambahnya.

Baca Juga: Tingkatkan Literasi Keuangan Masyarakat, OJK Kediri akan Gelar Financial Festival 2024

Wali Kota Kediri mengajak seluruh kepala daerah dan KPw untuk berdiskusi terkait dengan recovery. Agar nantinya program-program recovery bisa tepat sasaran. "Saya juga minta masukan dari teman-teman di daerah lain dan juga Bapak Sofwan Kurnia dari BI, apa yang mesti pemda lakukan supaya paling tidak ekonomi bisa bangkit," ujar Mas Abu lagi.

"Terkait masalah kesehatan sudah diurus, begitu juga dengan jaring pengaman sosial juga sudah urus. Masalah ketiga adalah masalah recovery yang harus dipikirkan bersama-sama. Recovery ini yang diminta Bapak Presiden, makanya harus berjalan sesuai ekspektasi. Kita harus bisa balik lagi supaya perekonomian kita ini berkembang, bertumbuhnya seperti waktu sedia kala. Nah, ini memang harus kita pikirkan bersama-sama. Nggak bisa ini parsial hanya Kota Kediri saja," pungkasnya.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Kpw Sofwan Kurnia mengatakan akan segera dilakukan Focus Group Discussion (FGD). Perlu juga dilakukan inventarisir dan kekuatan ekonomi daerah.

Baca Juga: Hasil Survei, Bank Indonesia Optimis Perekonomian Kediri Tetap Meningkat

“Bisa saja surplus barang dan jasanya di satu wilayah, tapi di wilayah tetangganya defisit. Kalau dulu di kala normal lemparnya ke Jakarta atau kota lain. Tapi kalau sekarang, mungkin ke yang terdekat dulu. Sehingga nantinya kita bisa saling menggerakkan satu sama lain," ujar Sofwan Kurnia. (uji/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO