Hal senada disampaikan Parlan (45). Menurutnya, banyak warga di desanya yang sangat membutuhkan bantuan, namun justru tidak tersentuh sama sekali. Malah, klaimnya, sejumlah warga dengan ekonomi mapan justru kebagian bantuan.
“Ada yang sudah punya 2 mobil dan ada juga dapat dobel bantuannya. Jelas-jelas mereka mampu, tapi masih saja dapat, maka dari itulah kami ramai-ramai ke kantor desa,” tandas Parlan.
Pj Kades Sukokerto, Mulyono membantah jika penyaluran BLT DD di Sukokerto dinilai tak tepat sasaran. Menurutnya, pendataan yang dilakukan pihak desa sudah sesuai dengan mekanisme yang ada. Bahkan, sudah dilakukan verifikasi secara faktual.
Mulyono, juga berjanji bakal melakukan pendataan ulang bagi warga yang tak menerima bantuan. "Kita bakal data ulang, untuk diusulkan mendapatkan bantuan yang lain. Kalau penerima BLT-DD sudah tidak bisa nambah. Kuota 167 KK (Kepala Keluarga) dari jumlah 1.082 KK," tegasnya.
Aksi massa memprotes penyaluran BLT-DD ini cukup mencengangkan. Pasalnya, Desa Sukokerto sebelumnya ditetapkan sebagai salah satu dari 3 desa tangguh Covid-19. Predikat itu disematkan Pemkab Probolinggo karena Desa Sukokerto dinilai mampu menekan penyebaran Covid-19. (ndi/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News