Begini Geliat Budidaya Ikan Koi di Kediri Saat Pandemi

Begini Geliat Budidaya Ikan Koi di Kediri Saat Pandemi Sahrul Munir, Ketua Pranggang Koi Farm, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri dan ikan koinya jenis Showa seharga Rp 5 juta. (foto: MUJI/ BANGSAONLINE)

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Selama tiga bulan ini, pembudidaya ikan koi di Kabupaten Kediri sangat merasakan dampak akibat pandemi corona. Tetapi, seiring dengan akan diterapkannya New Normal, bisnis ikan koi sudah sedikit menggeliat karena sudah bisa kirim-kirim ke luar daerah.

Ketua Pranggang Koi Farm, Sahrul Munir menjelaskan bahwa dampak corona sangat dirasakan oleh pembudidaya ikan koi, terutama di Desa Pranggang, Kecamatan Plosoklaten yang berjumlah 70 orang.

Baca Juga: Lewat FinFest 2024, OJK dan Pemkot Kediri Terus Tingkatkan Literasi Keuangan Masyarakat

"Selama pandemi Covid-19 ini, secara umum sangat berdampak, karena permintaan pasar jadi menurun. Ikan koi yang sudah dipesan, tidak bisa dikirim karena terkendala PSBB," kata Sahrul, Kamis (11/6/2020).

Menurut Sahrul, harga koi di pasaran sebenarnya relatif stabil, mulai 10 ribu rupiah sampai jutaan rupiah. Harga juga tergantung warna, grade, dan ukuran. "Kendalanya selama pandemi, hanya tidak bisa kirim ke luar kota. Tapi menjelang New Normal ini pengiriman mulai lancar, begitu juga permintaan dari luar kota," tambah Sahrul yang juga Ketua Kediri Koi Club.

Hanya saja, lanjut Sahrul, untuk lomba koi belum bisa diselenggarakan karena belum diizinkan mengumpulkan banyak orang. "Lomba koi itu biasanya didatangi oleh penghobi koi dari seluruh Indonesia," ujar Sahrul.

Baca Juga: Juli 2024, Sektor Jasa Keuangan di Wilker OJK Kediri Terjaga dan Stabil

Sahrul menjelaskan, kendala lainnya adalah terkena penyakit busuk insang, yakni ikan kelihatan sehat, tiba-tiba mati. Penyakitnya itu disebut Aeromonas Hydrophila. "Agar ikan koi tetap sehat, ikan yang baru dipanen dari sawah harus dikarantina selama 7 hari. Begitu juga yang sakit, harus dipisah dari yang sehat," jelasnya.

Ditambahkan oleh Sahrul, gara-gara ada ikan baru yang langsung dimasukkan kolam yang sebelumnya sudah ada ikannya, akhirnya banyak ikannya yang mati. "Ada 20 ekor ikan koi yang mati. Makanya bila ada ikan baru harus dikarantina dahulu selama 7 hari. Ikan yang mati ada yang seharga 2 juta rupiah," tambahnya.

Dia menuturkan, budidaya ikan koi di Pranggang, selain di rumah juga banyak yang di sawah. Kiriman koi banyak dikirim ke pemesan di seluruh Indonesia.

Baca Juga: Tingkatkan Literasi Keuangan Masyarakat, OJK Kediri akan Gelar Financial Festival 2024

"Para pembudidaya ikan koi sendiri banyak mendapat bantuan dari pemerintah berupa fasilitas, pemasaran, serta dibantu indukan koi," pungkasnya. (uji/zar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO