​Elektabilitas Mas Iin Naik Drastis, BHS Tetap Tertinggi

​Elektabilitas Mas Iin Naik Drastis, BHS Tetap Tertinggi Baihaki Siradj, Direktur Eksekutif ARCI. (foto: DIDI ROSADI/ BANGSAONLINE).

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Konstelasi politik di Pilkada Sidoarjo 2020 semakin dinamis, terlebih setelah wafatnya incumbent Nur Ahmad Syaifuddin. Kompetisi antarkandidat pun semakin ketat. Kondisi itu bisa dilihat dari hasil survei terbaru yang dirilis Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI).

Dari survei itu muncul kejutan yang berasal dari kandidat calon PKB, Achmad Amir Aslichin atau yang akrab disapa Mas Iin. Bila pada survei sebelumnya (Juli 2020) elektabilitasnya hanya di angka 5,15%, pada survei terbaru ini (Agustus) langsung menanjak di angka 25,81%.

Baca Juga: MSI Simulasikan Pasangan Kandidat Pilkada Sidoarjo 2024, ini Elektabilitasnya

"Jadi ada kenaikan di kisaran angka hampir 14 persen," terang Baihaki Siradj, Direktur Eksekutif ARCI dalam rilis survei di Kantor ARCI, Kawasan Menanggal Surabaya, Rabu (26/8/2020).

Meski naik drastis, elektabilitas Mas Iin masih nomor dua setelah Bambang Haryo Soekartono atau yang akrab disapa BHS. Elektabilitas BHS di angka 33,58%. Elektabilitas BHS juga mengalami kenaikan dari survei bulan Juli yang hanya 20,30%.

Kemudian di posisi berikutnya, ada Ahmad Muhdlor Ali 22,56%, Nur Ahmad Syaifuddin 11,78%, dan Kelana Aprilianto 2,76%.

Baca Juga: Lembaga Survei Merangkap Jurkam dan Agitator? Setara Institute Minta Tak Korbankan Etika

"Untuk elektabilitas kandidat calon bupati Sidoarjo, BHS masih paling tinggi," imbuh Baihaki.

Tak hanya pada peta elektabilitas, pada top of mind Mas Iin di posisi nomor dua setelah BHS . Di mana top of mind responden diwawancarai dengan kuesioner terbuka "Seandainya pemilihan Bupati Sidoarjo dilakukan saat ini, siapa yang Anda pilih?". Hasilnya menunjukkan BHS 34,17%, Achmad Amir Aslichin 25,88%, Ahmad Muhdlor Ali 25,13%, Nur Ahmad Syaifuddin 11,81%, Kelana Aprilianto 2,76%.

"Berdasar temuan itu, BHS memiliki tren yang positif, unggul di hampir semua kecamatan dari 18 kecamatan yang ada di Sidoarjo. Jadi Pak BHS ini merata, hampir di semua kecamatan muncul dan unggul," jelasnya.

Baca Juga: Dipimpin Adam Rusydi, ​Elektabilitas Partai Golkar di Sidoarjo Terus Naik

Selain itu, mayoritas masyarakat yang memilih BHS ini mempersepsikan BHS adalah sosok yang merakyat, yakni sebesar 8,52%. Itu paling tinggi dibandingkan bakal calon yang lainnya, seperti Achmad Amir Aslihin hanya 1,50% dan Muhdlor Ali 1,25% masyarakat yang mempersepsikan sebagai sosok yang merakyat. Selain merakyat, yang tinggi persepsi masyarakat pada BHS juga adalah dianggap sosok yang berpengalaman, yakni sebesar 7,52%.

Sedangkan untuk Achmad Amir Aslichin, sebesar 8,02% masyarakat mempersepsikannya berpengalaman dan 5,01% menganggapnya berintegritas, dan Ahmad Muhdlor Ali 5,51% masyarakat mempersepsikan kreatif/inovatif, sebesar 4,76% menganggapnya berintegritas.

Selain elektabilitas dan top of mind, temuan survei ARC Indonesia juga potensi partisipasi pemilih tinggi, yakni 74,69% responden menjawab akan menggunakan hak pilihnya dengan mencoblos saat Pilkada Sidoarjo 2020, sedang 25,31% menjawab mungkin atau masih ragu.

Baca Juga: Simulasi LSI, Duet Prabowo - Khofifah Menang di Jatim

Kemudian dalam survei ARCI juga diukur persepsi publik tentang persoalan Sidoarjo, dengan pertanyaan "Menurut Anda, apa persoalan Kabupaten Sidoarjo yang harus menjadi prioritas ke depan?". Hasilnya 63,66% pendidikan, lapangan kerja 49,37%, infrastruktur 49,12%, tata kota, keindahan kebersihan 37,34%, kesehatan 34,09%, birokrasi 29,32%, pemberdayaan UMKM 27,32%, dan selebihnya di bawah itu.

Survei ARC Indonesia tersebut dilakukan sejak tanggal 15-20 Agustus 2020 dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan jumlah sampel 600 responden tersebar di 18 kecamatan yang ada di Sidoarjo, dan margin error +/-5 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Adapun untuk memastikan data valid, pihaknya juga menerapkan sistem quality control, yakni sebanyak 20 persen responden yang dipilih secara acak dihubungi kembali untuk konfirmasi dan verifikasi. Sebanyak 15 persen responden yang dipilih secara acak didatangi kembali untuk validasi data. Sebelum dikonversi secara statistik, sebanyak 25 persen data yang diinput dicek kembali acak berdasar dokumen kuesioner hasil wawancara. (mdr/zar)

Baca Juga: Tiga Kader PDI Perjuangan Terima Penghargaan PWI Jatim, SSC: Mereka Layak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO