BANGKALAN, BANGSAONLINE.com - Kekeringan dan krisis air bersih di Bangkalan menjadi ancaman setiap tahun. Sejak saya lahir sampai duduk di kursi senayan, kekeringan dan krisis air bersih masih terjadi di Bangkalan.
Hal itu diungkapkan H. Syafiuddin, S.Sos., anggota Komisi V DPR RI saat diskusi kedaerahan terkait kekeringan dan krisis air bersih di Bangkalan bersama Kepala BPBD, Dinsos, serta Kabag Keuangan yang digagas oleh Himpunan Mahasiswa Bangkalan (Himaba) di Cafe Omah Kayu, Ahad (11/10/2020).
BACA JUGA:
- Pj Bupati Bangkalan Serahkan Bantuan Modal Usaha untuk IKM dari DBHCHT 2024
- Song Osong Lombhung Gelar Khitan Massal dan Cek Kesehatan di Bragang Bangkalan
- Kebut Layanan Sertifikat Tanah, Menteri ATR/BPN: Sudah Berjalan di 44 Kantor Pertanahan
- Lukman-Fauzan Bantu Masyarakat di Wilayah Terdampak Kekerinngan
Untuk mengatasi masalah itu, ia mengajak semua stakeholder ambil bagian dan berperan aktif. Mulai dari eksekutif, legislatif, provinsi, LSM, mahasiswa, serta media.
Menurutnya, tanpa kepedulian dan song osong lombhung (gotong royong), sulit menyelesaikan masalah bencana kekeringan serta kekurangan air bersih. "Karena kekeringan sudah masalah klasik, 85 desa dari 271 desa sudah menjadi langganan setiap musim kemarau tiba," jelasnya.
Menurutnya, goodwill dari pemkab juga dibutuhkan untuk menyelesaikan bencana tersebut. "Jangan sampai kekeringan tiba baru dropping air. Seharusnya jauh sebelumnya sudah melakukan langkah-langkah strategis terhadap pencegahan krisis kekeringan dan air bersih," katanya.
Sebagai anggota Komisi V DPR RI yang bermitra Kementerian PUPR, Syafiuddin berjanji akan memperjuangkan infrastruktur pembangunan sarana air bersih untuk mengatasi kekeringan, misalnya melalui embung.