KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar membaca info yang diunggah oleh akun @infokediriraya pada Rabu (21/10/2020) sekitar pukul 20.00 WIB. Akun ini menuliskan bahwa ada warga Kota Kediri yang sakit-sakitan tinggal di rumah penuh sampah. Lokasinya berada di Kelurahan Bandar Kidul, Kecamatan Mojoroto. Merespons hal tersebut, Wali Kota Kediri bersama OPD terkait mendatangi alamat rumah yang dimaksudkan, Kamis (22/10/2020).
"Saya mendapatkan info dari media sosial, lalu tadi malam saya langsung koordinasi dengan dinsos dan perkim untuk menindaklanjuti. Alhamdulillah, hari ini sudah ditindaklanjuti dan akan kita bangun rumahnya. Saya menyampaikan terima kasih kepada peran serta warga Kota Kediri, termasuk warganet untuk melaporkan kepada kami sehingga kami bisa merespons dengan cepat," kata Abdullah Abu Bakar yang datang menemui warga yang dimaksud.
BACA JUGA:
- Bantu Masyarakat Penuhi Kebutuhan Pokok dengan Harga Terjangkau, Pemkot Kediri Kembali Gelar GPM
- Wujudkan Satu Data Pemerintahan Dalam Negeri, Pemkot Kediri Ikuti Rakor Kemendagri
- Gandeng HWDI, Pemkot Kediri Gelar Pelatihan Etika Berinteraksi dengan Penyandang Disabilitas
- Upayakan SDI dan Data Berkualitas, Pemkot Kediri dan BPS Kembali Gelar Pembinaan Statistik Sektoral
Warga tersebut adalah Sumirah (perempuan, 78 tahun) yang tinggal bersama anak laki-lakinya Sugeng Triyono (38 tahun) di rumahnya. Rumah tersebut bersertifikat atas nama suami Sumirah yang sudah meninggal. Mendiang suaminya adalah ASN yang meninggalkan uang pensiun untuk kehidupan Sumirah hingga saat ini. Hanya saja uang tersebut kerap dihabiskan oleh Sugeng sehingga Sumirah tak bisa mencukupi kehidupannya dari uang pensiun almarhum suaminya.
Sumirah memiliki 3 anak, yaitu Sri Wilujeng (42 tahun), Sri Harnanik (41 tahun), dan terakhir Sugeng Triyono yang tinggal bersamanya. Permasalahan timbul ketika Sugeng Triyono dan Sri Harnanik termasuk Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Sri Harnanik pergi dari rumah hingga sampai saat ini belum ditemukan, sedangkan SW terpaksa meninggalkan rumahnya, dan tidur di gubuk seng karena terjadi perselisihan dengan Sugeng Triyono.
"Sugeng Triyono dan Sri Wilujeng ini ODGJ juga. Mereka kalau ditanyai kadang nyambung kadang tidak. Sugeng Triyono kadang kasar, tapi kadang juga baik," kata Yayuk Supriyati, Pendamping ODGJ Wilayah Mojoroto yang aktif mendatangi keluarga ini. Selain itu, menurut Yayuk, Sumirah mulai pikun.
Menurut Yayuk, warga sekitar sudah memberi perhatian namun kadang-kadang Sugeng Triyono kasar, baik terhadap warga maupun terhadap ibunya. Namun warga masih tetap memberikan makanan dan kadang-kadang juga ikut membantu membersihkan rumah meski lebih sering ditolak oleh Sugeng Triyono.
"Tahun 2014 sudah ada yang mau memperbaiki rumahnya, tapi Sugeng Triyono menolak dan ngamuk," tambah Yayuk.