​Kartu Tani Rumit, Toko Penjual Pupuk Bersubsidi di Batu Mulai Kendur

​Kartu Tani Rumit, Toko Penjual Pupuk Bersubsidi di Batu Mulai Kendur UD Gangsar, salah satu penyedia pupuk bersubsidi di Kota Batu.

KOTA BATU, BANGSAONLINE.com - Pelaksanaan Kartu Tani tak hanya merepotkan kalangan petani. Kesemrawutan implementasi program ini pun turut dirasakan oleh toko penyedia pupuk bersubsidi yang ditunjuk sebagai kios pupuk lengkap (KPL).

UD Gangsar yang berada di Jalan Dewi Sartika, Kota Batu, merupakan salah satu KPL yang berniat untuk mengundurkan diri sebagai penyedia pupuk bersubsidi.

Pemilik UD Gangsar, Handoko Soekanoto menjelaskan latar belakang dirinya mengakhiri kerja sama penjualan pupuk bersubsidi. Menurut Handoko, ribetnya alur kerja sama dengan distributor membuat dirinya selalu disudutkan.

Handoko mengatakan, dirinya kerap kehabisan stok pupuk karena distributor telat mengirimkan pupuk bersubsidi. Namun kesalahan itu selalu ditimpakan pada toko.

Telatnya pengiriman sudah terjadi sejak beberapa bulan lalu. Situasi inilah yang kadang dikeluhkan petani saat pupuk yang dibutuhkan tak tersedia. “Saya sudah mau lepas, tidak mau jual subsidi. Ribet,” ungkap Handoko.

Sebelumya, Dinas Pertanian Kota Batu menyebutkan beberapa toko penyedia enggan melakukan pemesanan ke distributor. Sehingga terjadi kekosongan jenis pupuk bersubsidi di tingkat toko.

Namun, Handoko menilai kerumitan ini berpangkal pada distributor. Ia pun telah mengajukan pengunduran diri pada Oktober lalu. Namun pihak distributor masih menahan agar kerja sama diputus di akhir 2020.

Kesulitan lainnya saat ia akan mengklaim pembayaran pupuk bersubsidi ke distributor. Proses pencairannya tak kalah rumit dengan proses penyaluran pupuk dari distributor ke toko. Belum lagi alat gesek pembayaran yang disediakan pihak bank kerap bermasalah.

Kartu tani yang digesek pada mesin EDC sebagai alat penebusan pupuk bersubsidi, sering tak berfungsi. Lantas, ia mencatat laporan penjualan secara manual. “Pernah pada Agustus lalu, Kartu Tani tidak bisa digesek. Kemudian saya disuruh catat manual, tapi begitu laporan, catatan saya ditolak,” ujar dia.

Ia pun sering dikirimi pupuk di luar pesanan oleh distributor. Jika menolak, distributor mengancam menghentikan pengiriman pupuk bersubsidi. Ia menuturkan, dari keterangan yang diberikan petani, kualitas pupuk bersubsidi jauh dibanding non subsidi. “Petani mengakui kualitasnya tidak sama pada pupuk,” katanya.

Berbagai kendala telah disampaikan ke Dinas Pertanian, namun usahanya sia-sia tanpa ada tindak lanjut. “Sudah bolak-balik disampaikan ke dinas, tapi tidak pernah diperhatikan,” paparnya.

Sementara itu, toko pupuk subsidi lainnya, yakni Purbaya yang berada di Jalan Brantas, Kota Batu tetap bertahan ingin melanjutkan penjualan pupuk bersubsidi.

Pemilik toko, Djaiman Purba tak merasakan kendala seperti yang dialami UD Gangsar. Selama ini, penjualan pupuk bersubsidi dengan berjalan lancar di Toko Purba. “Kalau di sini lancar, tapi memang kadang mesin Kartu Tani tidak berfungsi dengan baik,” ungkapnya.

Pria asal Sumatera ini sudah lima tahun menjual pupuk bersubsidi yang menguntungkan petani. Ia melayani petani dari Desa Giripurno, Bumiaji, dan Gunungsari. “Saat ini belum ada keinginan karena belum ada kendala. Hanya sekarang ini, isi kartu terkadang berbeda,” jelasnya.

Djaiman juga mengungkapkan, dirinya pernah sekali dikirim pupuk di luar pesanan oleh distributor. Ia lantas menolak karena tak merasa memesan. “Kendala hanya keterlambatan satu dua hari. Tidak terlalu signifikan kendalanya,” ujarnya. (asa/ian)

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO